Rabu 06 May 2015 16:02 WIB

Cegah Mata-Mata Asing, Cina Gunakan Software Lokal

Rep: Dyah Ratna Meta Novia/ Red: Dwi Murdaningsih
Sebuah komputer jinjing dengan tampilan Windows 10 di layarnya diperlihatkan di Microsoft Build, San Fransisco, (29/4).
Foto: Reuters
Sebuah komputer jinjing dengan tampilan Windows 10 di layarnya diperlihatkan di Microsoft Build, San Fransisco, (29/4).

REPUBLIKA.CO.ID BEIJING -- Mantan pegawai kontrak badan intelijen Amerika Edward Snowden  pada 2013 lalu mengungkapkan adanya upaya mata-mata Amerika Serikat kepada negara-negara lain dengan memanfaatkan teknologi melalui cyberspying. Peristiwa ini mendorong pemerintah Cina mengkampanyekan penggunaan teknologi dari Cina sendiri dari pada dari luar negeri.

Bahkan setelah pengungkapan rahasia negara yang dilakukan Snowden, Microsoft menyatakan akan menghentikan pengembangan Windows XP. Ini membuat banyak komputer menjadi lemah terhadap serangan hacker. Akibatnya pemerintah Cina melarang penggunaan Windows 8 sebagai upaya pembalasan terhadap Microsoft.

Pemerintah Cina juga mendorong berbagai perusahaan untuk beralih menggunakan teknologi atau software dalam negeri untuk menghindari upaya mata-mata Amerika Serikat.

Pengamat Senior dari Forrester, Charlie Dai mengatakan, memang saat ini software buatan Cina semakin maju. "Namun bank-bank di Cina masih khawatir dalam menggunakan software lokal apalagi untuk memproses data-data yang sangat penting," katanya seperti dilansir Reuters, Selasa, (5/5).

Sementara itu, Wakil Presiden Standart Software di Cina, Qiao Yong mengatakan, teknologi Cina semakin maju dan berkembang. Namun memang membutuhkan waktu yang agak lama agar bank-bank merasa nyaman dan aman menggunakan software lokal untuk mengoperasikan sistem perbanka mereka.

Menurut Qiao, debat keamanan software di Cina saat ini malah meningkatkan profil pengembang Linux Cina. "Membutuhkan waktu yang lama untuk bisa meraih sepertiga pasar software, apalagi meraih pasar sebesar milik Microsoft."

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement