Selasa 25 Nov 2014 13:43 WIB

Robot Bawah Air Mulai Hasilkan Peta 3D Dasar Laut Antartika

Red:
abc news
abc news

REPUBLIKA.CO.ID, MELBOURNE -- Robot bawah air (autonomous underwater vehicle) yang diluncurkan tahun 2010 lalu, kini mulai menghasilkan peta tiga dimensi dasar laut Antartika. Dengan peta 3D ini, studi mengenai dampak perubahan iklim menjadi lebih baik.

Demikian terungkap dalam laporan penelitian yang melibatkan pakar dari Australia, Inggris dan Amerika, yang dirilis pekan ini. Laporan itu menjelaskan secara terinci bagaimana robot bawah air yang diluncurkan di timur dan di barat benua Antartika tahun 2010 dan 2012, mulai menghasilkan pengukuran yang luas dan akurat mengenai lautan es di Antartika.

Menurut Dr Guy Williams yang menulis laporan ini, menjelaskan ketebalan es bervariasi mulai dari satu hingga 15 meter. Dr Williams mengaku hasil pengukuran 3D yang dilakukan robot tersebut tidak mengejutkan. Namun ia mengaku, ini pengukuran paling akurat yang tersedia saat ini.

"Selama ini kita selalu mengira es ini sangat tebal. Namun inilah untuk pertama kalinya kita memiliki hasil pengukuran yang akurat," katanya kepada ABC belum lama ini.

Pengukuran ketebalan es di Antartika telah menjadi tantangan kalangan ilmuwan sejak lama. Menurut Dr Rob Massom, dari Australian Antarctic Division, para peneliti biasanya melakukan pengukuran dengan cara mengebor es.

Kini, dengan adanya robot bawah air, pengukuran ketebalan es Antartika menjadi lebih akurat.

Salah seorang peneliti Dr Tas van Ommen mengatakan, perubahan iklim bisa diukur dari ketebalan es tersebut. "Ketebalan es merupakan indikator perubahan iklim karena dipengaruhi oleh banyak faktor seperti angin, suhu udara dan suhu air laut," jelasnya.

Dr Van Ommen mengatakan, dengan mengetahui ketebalan es, maka dampak perubahan iklim juga bisa ditelusuri.

Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan ABC News (Australian Broadcasting Corporation). Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab ABC News (Australian Broadcasting Corporation).
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement