REPUBLIKA.CO.ID, TOKYO -- Nintendo Co Ltd berencana untuk mengenalkan sistem gim terbaru yang dirancang untuk pasar negara berkembang seperti Cina awal tahun depan. Perusahaan ingin mengambil kesempatan baru setelah kegagalan pada perangkat konsol Wii U.
Strategi ini dilakukan menyusul melemahnya penjualan Nintendo selama tiga tahun berturut-turut dan adanya tuntutan dari para investor untuk merubah strategi Nintendo dalam menghadapi persaingan dengan Sony Corp dan Microsoft dalam meraup pangsa pasar.
Chief Executive Satoru Iwata yang dilansir Reuters, Sabtu (10/5), mengungkapkan, perusahaan enggan untuk mengambil keuntungan di tengah meledaknya permainan pada smartphone. Nintendo memilih untuk membuat gim untuk konsumen berpendapatan rendah dan belum pernah merasakan bermain gim di negara berkembang.
"Akan susah untuk memasuki pasar tersebut jika kami tidak membuat sesuatu yang baru. Untuk menyasar pasar yang massal kamu perlu memberikan sesuatu yang sebagian kelas menengah mampu," katanya. setelah menambahkan jika Nintendo tidak memiliki rencana untuk meluncurkan konsol gim yang ada seperti Wii U atau 3DS di pasar berkembang.
Meski begitu, Iwata menolak untuk menjelaskan lebih lanjut desain dan spesifikasi perangkat anyarnya. Iwata juga enggan menyebutkan dimana saja konsol gim terbaru ini akan dipasarkan di luar Cina. Iwata hanya menyebutkan 'pasar negara berkembang' yang disebut sebagai potensi pasarnya.
Di Cina, Iwata mengaku Nintendo akan menggunakan strategi yang berbeda dibanding Microsoft yang akan mulai menjual Xbox One September mendatang. Xbox One dijual melalui kerja sama dengan perusahaan lokal setelah diberlakukannya perdagangan bebas Shanghai setelah pemerintah setempat melarang perusahaan asing menjual perangkatnya disana.
"Kami kira Cina punya banyak potensi, tetapi kami tidak berpikir pencabutan larangan tersebut memecahkan kesulitan untuk memasuki pasar. Kami perlu untuk mempelajarinya lebih lanjut. Untuk kami pendekatan Microsoft tidak akan berhasil," kata Iwata.
Rabu lalu Nintendo dilaporkan mengalami kerugian sebesar 46 miliar yen (452 juta dolar AS) sepanjang tahun bisnisnya yang berakhir pada Maret. Penurunan juga terjadi pada porsi pangsa pasarnya menjadi 0,7 persen dari 0,9 persen.
Pengiriman konsol 3DS hanya mencapai sepertiga dari yang ditargetkan perusahaan selama Januari-Maret. Sementara perusahaan juga hanya menjual sebanyak 2,7 juta perangkat Wii U sepanjang tahun bisnisnya, jauh dari yang ditargetkan sebanyak 9 juta perangkat.
Sejak diluncurkan pada November 2012, Nintendo hanya menjual sebanyak 6,2 juta Wii U sementara Sony berhasil menjual 7 juta PS 4 dalam waktu lima bulan sejak diluncurkan November 2013.
Kegagalan Wii U disebabkan dari keluhan dari para investor dan spekulasi yang menyebutkan Nintendo akan menawarkan game smartphone dan menyasar ke kalangan kaya.
"Wii U tidak pernah melepas (penjualan terburuk di tahun kedua dari konsol dalam sejarah) dan 3DS sudah mencapai puncaknya. Kami memperkirakan Nintendo akan terus mengalami kerugian sampai Nintendo mempercepat perkembangan," tulis analis Atul Goyal dan Yuki Maeda dari Jefferies Securities.
"Kami yakin Nintendo dalam langkah yang tepat tapi dengan sangat lambat," tulis Goyal dan Maeda.