REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Situs tempat penyimpanan data secara online, Dropbox dilaporkan lumpuh (offline) Jumat (10/1) tengah malam. Dropbox kemudian menyatakan masalah itu terjadi karena adanya gangguan saat pengecekan sistem berkala.
Namun, sebelum pernyataan itu dirilis kelompok peretas bernama The 1775 Sec ternyata lebih dulu mengklaim bertanggung jawab atas matinya layanan tersebut.
"Kami telah membobol @Dropbox Website http://t.co/HqnsZOLSXR #hacked #compromise," ungkap The 1775 Sec melalui akun twitternya pada Sabtu (11/1).
Kelompok ini mengaku melakukannya untuk menghormati setahun kematian programmer sekaligus aktivis Aaron Swartz. The 1775 Sec dalam cuitan berikutnya mengatakan bahwa mereka memberikan waktu kepada Dropbox untuk memperbaiki celah pada situsnya.
Mereka juga mengancam akan menyebar data pengguna jika masalah itu tidak cepat diselesaikan. Entah klaim itu benar atau tidak, saat cuitan itu dilontarkan situs Dropbox memang tidak bisa diakses.
Dropbox beberapa saat setelah kejadian merilis pernyataan yang menyebut matinya layanan mereka karena masalah yang terjadi saat melakukan pengecekan rutin. Ketika ditanya mengenai kemungkinan adanya serangan, Dropbox emoh membenarkan, namun juga tidak membantahnya.
Alih-alih, mereka mengatakan, "Kami telah mengidentifikasi penyebabnya, yang ternyata akibat masalah yang terjadi pada saat kita melakukan pengecakan internal dan segera memperbaikinya dalam waktu dekat. Kami minta maaf atas ketidaknyamanan ini."