REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Kelompok peretas Anonymous Australia membantah terlibat dalam pengungkapan data milik sejumlah situs penting di Indonesia lewat situs Pastebin, Kamis (14/11) pekan ini.
Dalam pernyataannya di situs twitter dan YouTube, Sabtu (16/11) Anonymous Australia menduga ada pihak yang berusaha menjebak dan mengadu domba dengan mencatut nama mereka dalam aksinya. Mereka juga menegaskan tidak ingin berperang antarsesama komunitas Anonymous.
"Sebagai Anonymous Australia, kami hari ini membantah setiap klaim yang menyatakan Australia telah menyerang Indonesia," demikian dikutip ROL Ahad (17/11) malam dari video yang diposting di YouTube bertajuk #OPAUSTRALIA MESSAGE TO INDONESIANS - WE DO NOT WANT "WAR".
"Kami tidak ingin berperang. Kami hanya ingin bekerja sama dan mengekspos pemerintah kami, bukan menyakiti satu sama lain."
Tanggapan yang diduga berasal dari kelompok Anonymous Australia asli ini dilontarkan menyusul sejumlah laporan yang menyatakan mereka membobol sejumlah situs penting di Indonesia dan memosting data penting yang berhasil mereka curi di situs Pastebin. Dalam komentarnya di situs tersebut, pembocor menggunakan nama "AnonAu", singkatan untuk Anonymous Australia.
Seperti dikutip dari situs beritagar.com, data yang diposting itu di antaranya akses ke situs pengelola Bandara Solo Adi Sumarmo (Angkasa Pura), Frequent Flyer Garuda Indonesia, akses ke database situs Kementerian Pendidikan, dan beberapa akun kartu kredit yang bertransaksi di situs Garuda Indonesia.
Pembocor juga mengklaim telah menguasai FIDS (Flight Information Display System) Bandara Adi Sumarmo.
Kejanggalan dalam komentar di Pastebin
Anonymous Australia dalam bantahannya di YouTube mengatakan ada satu kejanggalan yang bisa menjadi bukti kalau mereka bukanlah pelaku penyebar data penting milik sejumlah situs di Indonesia. Itu bisa dilihat melalui komentar yang ditulis pelaku yang mengaku sebagai "AnonAu" di situs Pastebin.
Menurut mereka, bahasa Inggris yang digunakan dalam komentar itu tidak fasih dan setidaknya bisa menjadi bukti kalau pelakunya bukan dari Australia.
"Melalui (komentar di) bocoran di Pastebin, terdapat bukti bahwa bahasa Inggris yang digunakan tidak fasih. Apakah itu bukan bukti yang cukup?" kata mereka.
Anonymous Australia mengaku memang pernah memberikan teguran keras ke Anonymous Indonesia terkait serangan ke ratusan situs web di Negeri Kangguru beberapa pekan lalu.
Peringatan itu semata karena serangan yang dilatarbelakangi dugaan penyadapan yang dilakukan pemerintah Australia terhadap Indonesia itu banyak yang salah sasaran, bukan hanya situs milik pemerintah.
Sejak peringatan itu, kata mereka, serangan dari Indonesia yang menyasar situs bukan milik pemerintah Australia berkurang.
Mereka juga memastikan kembali tidak ingin melancarkan perang siber dengan Anonymous Indonesia. Mereka mengklaim justru ingin bekerja sama dalam membongkar 'borok' pemerintah Australia.