REPUBLIKA.CO.ID, STOCKHOLM -- Dua ilmuwan penemu teori mekanisme Higgs Boson memenangkan hadiah nobel bidang fisika 2013. Peter Higgs dari Inggris dan Francois Englert dari Belgia berbagi hadiah bergengsi tersebut.
Laporan BBC menyebut, pada 1960an, keduanya merupakan bagian dari beberapa fisikawan yang ingin menjelaskan mengapa sebagian besar blok yang menyusun semesta memiliki massa. Mekanisme ini memprediksi sebuah partikel bernama Higgs boson yang akhirnya ditemukan pada 2012 di Large Hadron Collider di Cern, Swiss.
Profesor Higss merupakan emeritus profesor fisika teoritis Universitas Edinburg, Inggris. Dia tidak dapat dihubungi karena tengah liburan. Tapi, universitas mengeluarkan pernyataan yang disiapkan oleh Higgs (84 tahun). "Saya kewalahan menerima penghargaan ini dan terima kasih untuk Akademi Royal Swedia," ujarnya dikutip BBC, Selasa (8/10).
Englest (80) juga mengaku sangat bahagia memenangkan penghargaan tersebut. Higgs yang lahir di Newcastle menjelaskan mengapa materi di alam semesta memiliki substansi atau massa. Teorinya melibatkan partikel yang hilang dalam model standar fisika, yang kemudian dikenal sebagai Higgs boson.
Dalam beberapa pekan kemudian, Francois Englest mempublikasikan teori yang sama, bersama koleganya yang telah meninggal Robert Brout. Tiga fisikawan lain, Geradl Guralnik, Tom Ember, dan Carl Hagen juga berkonstribusi untuk teori tersebut.
Mereka juga berbicara pada pengumuman penemuan Higgs boson pada 2012. Hagen memberi selamat kepada kedua ilmuwan penerima nobel dan mengatakan secara aturan, nobel tidak bisa dibagi kepada lebih dari tiga orang.