Kamis 11 Apr 2024 12:51 WIB

Fisikawan Peter Higgs Meninggal Dunia pada Usia 94 Tahun

Higgs meninggalkan jejak yang tak terlupakan dalam bidang fisika.

Rep: Umi Nur Fadhilah/ Red: Friska Yolandha
Fisikawan terkenal Peter Higgs, yang memproyeksikan keberadaan partikel Higgs boson yang kemudian dikenal sebagai partikel Tuhan, telah meninggal dunia pada usia 94 tahun akibat kelainan darah.
Foto: AP
Fisikawan terkenal Peter Higgs, yang memproyeksikan keberadaan partikel Higgs boson yang kemudian dikenal sebagai partikel Tuhan, telah meninggal dunia pada usia 94 tahun akibat kelainan darah.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Fisikawan terkenal Peter Higgs telah meninggal dunia pada usia 94 tahun akibat kelainan darah. Ia merupakan ilmuwan yang memproyeksikan keberadaan partikel Higgs boson yang kemudian dikenal sebagai 'partikel Tuhan'.

Higgs, yang menerima Penghargaan Nobel pada 2013 atas karyanya, meninggalkan jejak yang tak terlupakan dalam bidang fisika.

Baca Juga

Higgs pertama kali mengusulkan gagasan ini pada awal tahun 1960-an sebagai upaya untuk menjelaskan mengapa atom memiliki massa. Namun, penelitiannya tidak langsung mendapat perhatian dalam jurnal ilmiah.

Namun, karyanya diterbitkan pada 1964, yang akhirnya membuka jalan bagi perkembangan teori yang revolusioner ini.

Gagasan ini memicu perlombaan selama lima puluh tahun untuk membuktikan keberadaan partikel Higgs boson. Pada 2012, para ilmuwan berhasil menemukan partikel Higgs boson berkat kerja keras fisikawan yang bekerja di Large Hadron Collider di CERN, Swiss. Meskipun percobaan memakan waktu empat tahun, penemuan ini mengkonfirmasi gagasan Higgs dan memberikan tambahan signifikan pada Model Standar fisika partikel.

Faktanya, para fisikawan teoretis kini berhipotesis tentang keberadaan hingga lima partikel Higgs boson yang mengisi medan Higgs. Mereka berharap penemuan ini bisa membantu dalam memahami materi gelap yang masih menjadi misteri. Meskipun Higgs telah tiada, warisan ilmiahnya tetap memberi inspirasi bagi generasi ilmuwan yang akan datang.

Akademi Ilmu Pengetahuan Kerajaan Swedia, yang memberikan penghargaan Nobel, mengakui pentingnya penemuan Higgs menjelang upacara penghargaan pada 2013. “Bahkan ketika alam semesta tampak kosong, medan ini tetap ada. Tanpanya, kita tidak akan ada, karena melalui kontak dengan medan itulah partikel memperoleh massa,” tulis akademi itu, dilansir Engadget, Kamis (11/4/2024).

Higgs meninggalkan warisan yang abadi dalam dunia ilmu pengetahuan, sementara keluarga dan koleganya meratapi kehilangan fisikawan brilian ini. Higgs meninggalkan dua putra, Chris dan Jonny, serta dua cucu. Mantan istrinya, atau seorang profesor ahli linguistik, Jody meninggal dunia pada 2008. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement