Kamis 25 Jul 2013 23:08 WIB

Gagal Migrasikan BTS 3G, Axis Merugi

Rep: Indah Wulandari/ Red: Yudha Manggala P Putra
Axis
Foto: Axis
Axis

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Migrasi 1.935 BTS 3G milik Axis Telecom Indonesia di sebagian besar wilayah Indonesia gagal. Operator seluler ini terpaksa kembali menggunakan blok 2 dan 3 setelah sempat pindah ke blok 11 dan 12 di spektrum 2,1 GHz dan menderita kerugian puluhan miliar.

"Sejak kami migrasikan akhir pekan lalu, ada 2.500 keluhan atau 1,5 keluhan per menit yang masuk. Karena interferensi masih tinggi, 58% BTS terpaksa kami roll back lagi ke blok yang lama," jelas GM Technology Strategy Axis Deden Mahdi,  Rabu (24/7). Alasannya, sinyal Axis di kedua blok yang baru masih terganggu (interferensi) sinyal PCS 1900 Smart Telecom.

Tercatat, 1.935 BTS yang mengalami gangguan saat dilakukan migrasi terdapat di wilayah Jabodetabek dan Banten (843 BTS), Jawa Barat (342 BTS), Jawa Timur (413 BTS), Jawa Tengah dan Yogyakarta (252 BTS), Bali dan Nusa Tenggara Barat (85 BTS).

Sedangkan BTS yang sudah selesai dipindahkan total ada 158 BTS di wilayah Sumatera Barat, Kepulauan Riau, dan Kalimantan Timur. Untuk di wilayah Sumatera Utara, Sumatera Selatan, dan Riau, total ada 313 BTS yang dinyatakan tak ada masalah saat pre-migrasi.

"Tapi di tiga wilayah terakhir itu belum secara resmi dideklarasikan, hanya saja sudah masuk tahap post migration," kata Deden.

Axis yang  melayani 17 juta pelanggan dengan total BTS 3G sebanyak 3.803 Node B ini harus menanggung kerugian hampir Rp 30 miliar. Kegagalan migrasi 58% atau 1.935 BTS yang harus dikembalikan Axis ke blok kanal sebelumnya, sang operator memperkirakan akan kena charge tambahan dari vendor jaringan Huawei dan Ericsson sebesar USD 2,9 juta lagi atau hampir Rp 30 miliar.

“Karena yang dihitung per site, untuk tiap BTS 3G yang kami roll back," jelas GM Technology Planning Axis Rodrigo Araujo.

Setidaknya biaya total yang harus dikeluarkan perusahaannya untuk migrasi 3.803 Node B atau BTS 3G sebesar USD 5 juta atau sekitar Rp 51,5 miliar.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement