REPUBLIKA.CO.ID, -- Meskipun pemanfaatan internet di Indonesia cukup tinggi, ternyata kebanyakan dari pengguna sangat mengkhawatirkan keamanan mereka di dalamnya.
Dalam sebuah survei Indeks Keamanan Komputasi Microsoft (Microsoft Computing Safety Index/MCSI) menunjukkan bahwa mayoritas pengguna internet di Indonesia rentan jadi korban kejahatan dunia siber.
Berdasarkan data yang dikeluarkan dalam rangka Hari Internet Aman International (Safer Internet Day) ini, sebanyak 83% responden di Indonesia menghadapi berbagai risiko online, namun hanya 3% yang menyatakan telah proaktif melindungi diri dan data mereka dari risiko tersebut.
Dalam perilaku mobile, MCSI menemukan bahwa hanya 28% responden yang memperbaharui software pada perangkat PC mereka, sementara yang teratur melakukannya hanya 32% dari jumlah tersebut.
"Perangkat mobile kini menyimpan setidaknya informasi dalam jumlah yang sama bahkan lebih banyak dari pada yang tersimpan di komputer rumah. Hal ini tentunya menjadikan perangkat mobile semakin rentan terhadap tindak kejahatan pencurian data," ujar Bernard Saisse, Marketing & Operations Director Microsoft Indonesia dalam keterangan pers, Selasa (5/2).
Adapun survei MCSI dilakukan terhadap lebih dari 10 ribu pengguna PC, smartphone maupun tablet di 20 negara. Metode yang digunakan dalam survei ini adalah mengumpulkan informasi mengenai cara-cara yang ditempuh untuk berinternet secara aman, menggunakan skala 0 hingga 100 untuk setiap jawaban responden.