REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Kendaraan robotik Curiosity milik Badan Antariksa Amerika Serikat (NASA) menemukan petunjuk tentang perubahan atmosfer Planet Mars, yang bisa membantu para ilmuwan melihat kemungkinan planet itu pernah ditinggali.
Menurut laman resmi NASA, instrumen penelitian Curiosity telah mengambil dan menganalisa sampel atmosfer yang dikumpulkan dari dekat lokasi "Rocknest" di Kawah Gale, dimana kendaraan robotik itu berhenti untuk melakukan penelitian.
Temuan dari instrumen analisis sampel di Mars (Sample Analysis at Mars/SAM) menunjukkan hilangnya bagian kecil atmosfer akibat proses fisik yang mendukung penyimpanan isotop elemen yang lebih berat. Hal itu merupakan faktor penting dalam evolusi planet tersebut.
Isotop adalah varian-varian dari elemen yang sama tapi dengan berat atom yang berbeda. Hasil analisis sampel Mars awal menunjukkan peningkatan isotop karbon dioksida yang lebih berat di atmosfer sebesar lima persen dibanding rasio isotop pada saat Mars terbentuk.
Peningkatan rasio isotop yang lebih berat dan lebih ringan menunjukkan bahwa bagian atmosfer atas kemungkinan telah hilang ke ruang antarplanet. Hilangnya atmosfer bagian atas membuat isotop yang lebih ringan terkuras.
Saat ini lapisan atmosfer Mars saat ini 100 kali lebih tipis dibandingkan dengan lapisan atmosfer Bumi.
Para ilmuwan menduga pada masa lalu kondisi lingkungan Mars mungkin berbeda, dengan ketersediaan air tetap dan atmosfer yang tebal.
Misi Mars Atmosphere and Volatile Evolution (MAVEN) NASA akan menyelidiki kemungkinan hilangnya bagian atas atmosfer saat tiba di Planet Merah itu pada 2014.
Dengan sedikit "hirupan" atmosfer Mars, instrumen analisis sampel Mars juga melakukan penelitian untuk mencari gas metana di Mars. Hasil penelitian awal menunjukkan bahwa hanya ada sedikit hingga tak ada metana, prekusor kimia penting bagi kehidupan yang di Bumi bisa dihasilkan oleh proses biologis atau nonbiologis.