Jumat 26 Oct 2012 23:30 WIB

Sudah Amankah Email Bisnis Anda?

email
email

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ramainya lalu-lintas pertukaraan melalui email bisnis saat ini, baik melalui PC, tablet dan smartphone telah memancing berkembangnya spam dan malware. Hal ini dibuktikan dengan beberapa fakta terbaru yang ditemukan Trend Micro berikut ini:

Mengapa spam dan malware masuk ke dalam email bisnis?

• Trend Micro mengenali 60% dari lalu-lintas email harian berasal dari bidang bisnis dan tahun 2012 ini lalu-lintas email bisnis per hari mencapai 89 miliar.

• Trend Micro mendeteksi para pebisnis menerima rata-rata 100 email per hari dan 16% email yang diterima dianggap spam

• Trend Micro memperkirakan bahwa jumlah lalu-lintas email bisnis ini akan mencapai lebih dari 143 miliar hingga akhir 2016

• Trend Micro menyebutkan bahwa 73% karyawan perusahaan menyatakan bahwa mereka menggunakan email perusahaan untuk mengirim dokumen yang sangat rahasia. Seperti informasi pelanggan, produk, desain, strategi perusahaan, kutipan penjualan, dan lain sebagainya

Karenanya Trend Micro Incorporated (TYO: 4704; TSE: 4704), melihat kini ancaman keamanan di Asia Pasifik berada dalam kategori ancaman lama tetapi sedang menjelma dan merubah metode serangan mereka. Termasuk kini saat penjahat cyber masuk ke dalam email perusahaan untuk mencuri data penting.

“Alasan kenapa para penjahat fokus untuk melakukan serangan mereka dengan mencuri data pribadi perusahaan sangatlah sederhana. Hal ini merupakan kejadian yang terjadi pada pemilik-pemilik usaha kecil yang bekerja dengan menggunakan berbagai perangkat mobile sehingga memungkinkan mereka menjadi rentan terhadap terjadinya serangan,” kata Business Manager Trend Micro Indonesia, Aulia Huriadi.

Serangan dan ancaman paling besar ada di email, kemudian USB dan web palsu, terutama yang menawarkan rekruitmen pekerjaan. Serangan ini memanfaatkan kerentanan untuk kemudian masuk ke jaringan yang lain. 

Trend global lain yang saat ini sedang berkembang adalah adanya peningkatan penggunaan peralatan-peralatan penyerangan yang canggih seperti Automatic Transfer System (ATS), yang memungkinkan penjahat untuk mencuri informasi perbankan saat mereka sedang online. 

Sementara kejadian-kejadian ATS telah terdeteksi di Eropa, adanya peningkatan jumlah pengguna perbankan online di Asia Pasifik berarti bahwa ATS bisa saja sudah mulai ada.

sumber : jeruknipis.com
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement