Sabtu 14 Jul 2012 02:00 WIB

Asteroid Sebenarnya Punya Siapa?

Rep: rahmad budi harto/ Red: M Irwan Ariefyanto
Asteroid (ilustrasi)
Foto: AP Photo
Asteroid (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID,Februari 1775, James Cook merampungkan pelayarannya mengelilingi Antartika sampai sejauh latituda 60 derajat. Ia ingin menyimpulkan bahwa mitos Yunani mengenai adanya benua selatan tak dikenal atau Terra Australis Incognita itu terlalu dibesar-besarkan. Namun, sepulangnya di Inggris dia membawa kabar bahwa banyak paus dan anjing laut di perairan dekat Kutub Selatan.

Akibatnya, banyak pelaut oportunis Eropa mengarahkan kapalnya ke selatan untuk berburu mamalia laut yang sangat berharga itu. Menyusul negara-negara Eropa mengirimkan pelaut-pelaut ulungnya untuk mengklaim berbagai pulau dan teritori di Kutub Selatan. Hingga kini, sekitar lima perenam wilayah Kutub Selatan berada dalam klaim tujuh negara yaitu Inggris, Norwegia, Chile, Argentina, Australia, Selandia Baru, dan Prancis.

Walau Perjanjian Traktat Antartika tak mengakui klaim atas wilayah tak berpenghuni itu, Inggris terlihat paling ngotot mempertahankan penguasaannya demi melihat potensi kekayaan alam yang dikandung di dasar lautnya. Apalagi, Rusia sudah lebih dulu mengklaim dasar laut Arktik di Kutub Utara.

Klaim atas Antartika dan Arktik yang kaya minyak dan mineral belum menimbulkan masalah mengingat biaya eksploitasinya masih terlalu mahal. Namun, ketika ditemukan teknologi eksplorasi dan eksploitasi yang lebih canggih, ditambah mencairnya lapisan es akibat pemanasan global, maka sumbat pencegah terjadinya konflik atas klaim itu hanyalah sebatas kerakusan manusia.

Hal ini yang memicu kekhawatiran mengenai rencana beberapa perusahaan antariksa swasta yang berniat melakukan eksploitasi terhadap asteroid di luar angkasa. Ini untuk mengambil berbagai mineral berharga yang jumlahnya jauh melebihi yang pernah ditambang manusia selama ini. Untuk itulah Planetary and Terestrial Mining Sciences Symposium bersama Colorado School of Mines and the Lunar Planteray Instutute menggelar konferensi Space Resources Round table untuk membahas aspek legal penambangan asteroid di Colorado, Amerika Serikat, akhir Juni lalu. Ternyata, para ahli juga be lum bisa mencapai kata sepakat.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement