Selasa 03 Jul 2012 17:46 WIB

Awas, Android Menjadi Sasaran Utama Cyber Crime

Tablet dengan sistem operasi Android 4 (ilustrasi)
Foto: technologer.net
Tablet dengan sistem operasi Android 4 (ilustrasi)

Trend Micro Incorporated mencatat bahwa smartphone berbasis Android menderita atas meningkatnya serangan pelaku kriminal di dunia maya.

Banyak perusahaan-perusahaan enterprise  yang mengalami ancaman-anacaman TI berbahaya ini dikarenakan kecenderungan karyawan membawa perangkatnya sendiri atau bring-your-own-device (BYOD).

Perangkat-perangkat mobile tersebut dapat mengekspos data penting pengguna dan organisasi untuk pihak yang tidak berwenang jika tidak diambil tindakan pencegahan.

Menurut International Data Corporation (IDC), hampir sejumlah 1,8 miliar telepon genggam akan dikapalkan tahun ini dibandingkan dengan 1,7 miliar unit di tahun 2011. Hingga akhir tahun 2016, 2,3 miliar telepon genggam akan dikapalkan ke jalur distribusi.

IDC memprediksi bahwa perangkat berbasis Android akan tetap menjadi perangkat smartphone yang paling banyak dijual dalam kurun lima tahun kedepan dan pangsa pasarnya akan mencapai puncaknya di tahun ini.

"Semakin meningkatnya popularitas perangkat-perangkat berbasis Android ini, begitu pula penggunaannya oleh para penjahat di dunia maya. Platform Android telah menjadi target serangan favorit karena model distribusi aplikasinya yang terbuka bagi semua pihak. Kami meyakini bahwa serangan ini akan berlanjut di tahun ini," kata David Rohan, Country Manager & Regional Director  South East Asia Region, Trend Micro.

Ia menambahkan jumlah mobile malware yang telah terdeteksi oleh Trend Micro telah berlipat ganda dalam kurun waktu satu bulan. ''Hal ini di luar proyeksi awal kami untuk bulan tersebut. Dua dari varian malware Android yang terkenal ini, yakni RuFraud9 dan DroidDreamLight10, telah mengakibatkan banyak kekesalan pada jutaan pengguna karena mereka kehilangan data dan terkadang uang," katanya.

Trend Micro mengungkapkan rincian perilaku dari 10 keluarga malware. Fake apps (aplikasi palsu) adalah yang paling dominan di 30 persen.  Berikutnya adalah data stealers (pencuri data) di 21 persen. Adware berada di peringkat ketiga dengan 18 persen. Premium Service Abusers berada di 14 persen sementara Rooter/RAT dan Malicious Downloaders masing-masing berada pada 13 persen dan empat persen.

Insiden hilangnya data disebabkan karena perangkat pribadi tidak dilengkapi dengan sistem keamanan yang sesuai sehingga semakin banyak perangkat yang tidak terkontrol oleh administrator TI dalam menyimpan atau mengakses data korporasi.

Menurut survei Information Week 2012 Mobile Security, 86 persen organisasi mendukung atau berencana untuk mendukung BYOD.  Tetapi, survei ini juga menunjukkan bahwa hanya 20 persen dari organisasi memiliki sistem yang dapat mendeteksi malware pada semua platform perangkat yang mereka miliki.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement