REPUBLIKA.CO.ID,SEMARANG--Pengurus Wikipedia Bahasa Jawa Prasetyo mengakui, artikel dalam Wikipedia memang bisa disunting secara bebas, namun tetap ada filter untuk mengantisipasi tindakan tidak bertanggung jawab.
"Filter pertama adalah penyunting-penyunting lain, begitu mengetahui ada artikel yang dikacaukan segera dibenahi," katanya usai peluncuran kompetisi menulis artikel berbahasa Jawa "Papat Limpad 2012" di Semarang, Senin.
Mantan Direktur Proyek "Papat Limpad 2011" itu menjelaskan, filter kedua adalah para pengurus yang akan "berpatroli" setiap hari untuk memeriksa dan memantau artikel setiap hari dan di Wikipedia Bahasa Jawa ada tujuh orang.
"Memang terkadang ada ulah tidak bertanggung jawab yang mengacaukan artikel, bahkan ada yang mengosongkan artikel sehingga menyulitkan pembaca. Namun, kami sesegera mungkin akan melakukan pembenahan," katanya.
Ia menyebutkan, saat ini setidaknya ada sekitar 37.877 artikel yang ada di Wikipedia Bahasa Jawa dan akan terus diperkaya kontennya, salah satunya dengan menggelar kompetisi menulis artikel berbahasa Jawa itu.
"Kami akui semakin banyak konten memang memengaruhi tingkat kunjungan ke situs, sebab jika konten artikel terbatas tentunya pembaca juga bosan. Karena itu, kami terus memperkaya artikel yang dimiliki," kata Prasetyo.
Duta Pengetahuan Bebas Wikipedia Indonesia Christian Sugiono yang hadir dalam kesempatan itu menjelaskan, perannya sebagai duta Wikipedia itu didasari cita-cita untuk membebaskan pengetahuan kepada semua orang.
"Situs Wikipedia memang bisa disunting oleh siapa saja yang memang merasa memiliki kompetensi untuk membaginya. Itulah yang dimaksud membebaskan pengetahuan pada semua orang," kata artis yang menjadi Duta Pegetahuan Bebas sejak 2010.
Perwakilan dari Kemenkominfo Mariaman Purba mengatakan, para pengguna internet selama ini masih didominasi mereka yang mengaksesnya untuk kepentingan pribadi melalui jejaring-jejaring sosial.
"Dari jumlah penduduk Indonesia yang sekarang ini mencapai 242 juta jiwa, sekitar 180 juta orang di antaranya merupakan pengguna internet, didominasi kalangan anak-anak hingga remaja untuk jejaring sosial," katanya.
Bahkan, kata dia, Kemenkominfo pernah melakukan survei yang hasilnya ternyata mengejutkan, sebab banyak pengguna internet dengan rentang usia di bawah 15 tahun ternyata memiliki kecenderungan membuka situs-situs porno.
"Karena itu, tidak salah jika Kemenkominfo mengambil kebijakan dengan menyetop akses situs-situs porno semacam itu, sebab jika dibiarkan nantinya justru akan merusak moral dan mental anak-anak bangsa," katanya.