REPUBLIKA.CO.Id--JAKARTA--Kelompok hacker Anonymous menyangkal telah menyerang jaringan PlayStation Sony di New York dengan lebih dari satu juta pengguna terpengaruh dengan gangguan keamanan itu.
Anonymous membantah berada dibalik serangan yang menyebabkan data pribadi 77 juta pengguna PlayStation dicuri.
Kelompok hacker itu sebelumnya telah dituduh Sony sebagai pihak yang mungkin bersalah dalam serangan tersebut, tulis BBC dalam laporannya.
Dalam posting di blognya, Anonymous mengatakan,"Mari kita perjelas, kami sangat banyak (legion), tetapi itu (yang menyerang) bukan kami. Anda tidak kompeten Sony."
Raksasa elektronik Sony telah menawarkan kompensasi kepada penggunanya akibat dari pencurian data dalam serangan itu.
Awal pekan ini, Sony mengirim surat kepada Kongres AS menuduh Anonymous terlibat dalam serangan tersebut.
"Sony telah menjadi korban serangan kejahatan cyber yang direncanakan dengan sangat hati-hati, sangat profesional, sangat canggih," kata surat yang ditandatangani bos Sony Amerika, Kazuo Hirai.
Kazuo mengatakan bahwa Sony telah menemukan sebuah file yang ditanam dalam jaringannya berlabel "Anonymous" dan disertai slogan kelompok,"We are legion".
Tetapi Anonymous mengatakan bahwa namanya telah dicatut oleh pencuri online untuk mengelabuhi penegakan hukum.
Siapa pun yang masuk ke server Sony....jelas ingin menjadikan Anonymous sebagai pihak yang disalahkan atas pencurian digital paling signifikan dalam sejarah.
Kelompok, yang menjadi berita utama pada Desember 2010 setelah menggunakan perangkat lunak gratis di Internet untuk mematikan sementara laman MasterCard dan Visa, mengatakan bahwa anggotanya tidak mencuri kartu kredit.
Menurut Sony, kelompok itu menargetkan Sony dan memfasilitasi peretasan sebagai balas dendam atas tuntutan hukum terbaru Sony terhadap George Hotz.
Hacker yang bermarkas di AS, George Hotz, dituduh telah melanggar hukum hak cipta dengan merancang cara untuk mengubah system operasi pada PlayStation Sony.
Kasus itu akhirnya diselesaikan setelah Mr Hotz setuju untuk tidak mengulangi perbuatannya di kemudian hari.
Sony mengklaim bahwa pencurian data besar-besaran itu juga bersamaan dengan serangan terhadap distributed denial-of-service (DDos) pada website-nya yang dilakukan oleh Anonymous.
Serangan terhadap denial-of-service telah "menjatuhkan" server dengan berondongan traffic.
"Tidak ada yang benar-benar berhubungan dengan gerakan kita untuk melakukan sesuatu yang akan mendorong respon penegakan hukum besar-besaran," kata pernyataan kelompok itu.
CEO Sony Sir Howard Stringer telah meminta maaf untuk pertama kalinya kepada semua pihak yang terkena dampak dari pembobolan keamanan tersebut.