Kamis 06 Jan 2011 04:01 WIB

Lho Kok...Email Natal Gedung Putih Digunakan untuk Curi Dokumen Penting Pemerintah

Ilustrasi
Foto: .
Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON--Sekilas, tampak seperti surat resmi dari Gedung Putih. Isinya pun standar, ucapan Natal bagi jajaran Departemen pemerintah di Amerika Serikat.

Tapisiapa sangka, kartu yang terkirim sebelum natal itu sebenarnya hanya  tipu muslihat oleh jaringan cybercriminal  untuk mencuri dokumen dan data lain dari penegak hukum, militer, dan pekerja pemerintahan - khususnya mereka yang terlibat dalam penyelidikan kejahatan komputer.

Analis yang telah mempelajari perangkat lunak berbahaya mengatakan pada hari Selasa bahwa hacker mampu menggunakan e-mail untuk mengumpulkan data penegakan hukum yang  sensitif. Namun sejauh ini belum ada bukti bahwa informasi rahasia  telah tercuri.

Serangan e-mail yang ditargetkan itu datang saat pemerintah federal berusaha keras untuk meningkatkan keamanan jaringannya setelah  ribuan dokumen rahasia Departemen Luar Negeri dan dokumen militer muncul di situs WikiLeaks. Aparat berwenang Federal ingin meningkatkan sistem teknologi yang nantinya akan menekan karyawan untuk mencegah dari tindak pencurian atau hilangnya informasi rahasia dan sensitif.

Kembali ke kartu natal itu, tampil di halaman internet beritu pesan diklik. Kartu itu berwarna cerah dihiasi pohon Natal  dan penerima diminta untuk mengklik pada link tertentu. begitu link diklik, maka secara otomatis akan men-download malware ZueS - kode berbahaya yang terkenal dan sering digunakan untuk mencuri password dan kredensial online lainnya, terutama untuk mencuri informasi  perbankan. Malware ini dibuat beberapa tahun yang lalu dan tersedia secara luas bagi penjahat untuk mendapatkannya. Ini telah digunakan untuk mencuri jutaan dolar AS.

Don Jackson, direktur intelijen ancaman bagi SecureWorks yang berbasis di Atlanta, mengatakan serangan itu agak kecil dan ditargetkan untuk sejumlah kelompok saja, yaitu aparat penegakan hukum, militer, dan afiliasi pemerintah.

sumber : AP
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement