REPUBLIKA.CO.ID, Kelelawar vampir dikabarkan telah membunuh lima anak di Peru. Betulkah mereka sungguh-sungguh mengisap darah dan membunuh mangsanya?
Kelelawar vampir berasal dari mamalia ordo Chiroptera, masuk dalam keluarga Phyllostomidae dan subfamily: Desmodontinae. Disebut kelelawar vampir karena sumber makanannya adalah darah, baik manusia maupun hewan (sifat makanan yang disebut hematophagy).
Ada tiga jenis kelelawar yang hanya makan darah, yaitu Desmodus rotundus, Diphylla ecaudata (berkaki dan berambut), dan Diaemus youngi. Ketiga spesies asli Amerika, dan banyak ditemui mulai dari Mexico ke Brazil, Chili, dan Argentina.
Karena perbedaan antara ketiga spesies, mereka masing-masing ditempatkan dalam genus yang berbeda, masing-masing terdiri dari satu spesies. Dalam literatur yang lebih tua, ketiga genera ditempatkan dalam keluarga mereka sendiri, Desmodontidae, tapi sekarang taksonomis mengelompokkan mereka sebagai subfamili, dalam keluarga kelelawar berdaun hidung, Phyllostomidae.
Kenyataan bahwa tiga spesies kelelawar vampir dikenal semua tampak lebih mirip satu sama lain daripada spesies lainnya menunjukkan bahwa kebiasaan sanguivorous (makan darah) berevolusi hanya sekali, dan bahwa ketiga spesies berbagi nenek moyang yang sama.
Tidak seperti kelelawar lain yang makan buah, kelelawar vampir memiliki moncong pendek berbentuk kerucut. Selain itu juga tidak memiliki daun hidung, dan tidak memiliki bantalan telanjang dengan alur berbentuk U di ujungnya.
Kelelawar vampir umumnya memiliki telinga kecil dan membran ekor pendek. Gigi depan mereka khusus untuk memotong dan gigi belakang mereka jauh lebih kecil daripada kelelawar lainnya. sistem pencernaan mereka disesuaikan dengan diet cairan mereka, dan air liur mereka mengandung zat draculin, yang mencegah pembekuan darah dari mangsanya.
Apakah mereka menghisap darah? Tidak demikian, elelawar vampir tidak menghisap darah, melainkan menjilat darah di lokasi perdarahan.
Pada otaknya memiliki bagian colliculus inferior, bagian dari otak kelelawar yang bisa menganalisa proses suara. Ya, kelelawar ini hanya akan menjilat darah mangsa yang tertidur.
Kelelawar ini juga memiliki ikatan keluarga yang kuat dengan anggota koloni. Mereka biasa berbagi makanan. Sebuah kelelawar vampir hanya dapat bertahan selama dua hari tanpa makan darah, dan mereka tidak dapat menjamin untuk menemukan makanan setiap malam.
Hal ini menimbulkan masalah. Ketika kelelawar gagal untuk menemukan makanan, maka sering ia "memohon" kelelawar lain untuk berbagi makanan. Kelelawar lain akan memuntahkan sejumlah kecil darah untuk mempertahankan anggota lain dari koloni tetap hidup. Ini telah dicatat oleh banyak naturalis sebagai contoh altruisme timbal balik di alam.
Vampir kelelawar sangat tangkas dan sebuah studi baru-baru ini menemukan bahwa kelelawar vampir selain untuk berjalan, berjalan dengan kecepatan hingga 7,9 km per jam (4,9 mil per jam), mereka mencari tempat yang cocok untuk menggigit dengan menggunakan sensor infra merah mereka. Mereka kemudian membuat sayatan kecil dengan gigi mereka dan meminum darah dari lukanya.
Nah, yang terjadi di Peru, dimana kelelawar Vampir diduga menyebabkan kematian lima bocah dalam waktu sepekan, bukan karena darahnya yang terhisap habis. Kelelawar vampir ini diduga terinfeksi rabies dan menularkannya pada anak-anak yang digigitnya.
Jadi, sang anak meninggal karena terinfeksi rabies, bukan karena kehabisan datah akibat gigitannya itu.