Jumat 19 Apr 2024 10:54 WIB

NASA Beri Lampu Hijau pada Misi Dragonfly ke Bulan Saturnus, Titan 

Dragonfly akan mencapai Titan pada 2034.

Rep: Noer Qomariah Kusumawardhani / Red: Friska Yolandha
Misi drone Dragonfly NASA yang tertunda ke bulan terbesar Planet Saturnus, Titan, akan diluncurkan pada Juli 2028.
Foto: NASA/Space
Misi drone Dragonfly NASA yang tertunda ke bulan terbesar Planet Saturnus, Titan, akan diluncurkan pada Juli 2028.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Misi drone Dragonfly NASA yang tertunda ke bulan terbesar Planet Saturnus, Titan, akan diluncurkan pada Juli 2028. Badan antariksa tersebut mengonfirmasi pada Selasa (16/4/2024) malam. 

Dilansir Space, Jumat (19/4/2024), keputusan yang sangat dinanti ini memberi lampu hijau kepada tim misi untuk melanjutkan ke desain misi akhir dan pengujian sebagai persiapan untuk tanggal peluncuran yang direvisi. 

Baca Juga

Dragonfly seukuran mobil, yang sedang dibangun oleh Johns Hopkins Applied Physics Laboratory (APL) di Laurel, Maryland, akan mencapai Titan pada 2034. Selama 2,5 tahun ke depan, drone bertenaga nuklir ini diperkirakan akan melakukan satu lompatan setiap hari di Titan, 16 hari bagi kita penduduk bumi, berburu proses kimia prebiotik di berbagai lokasi yang telah dipilih sebelumnya di bulan yang sangat dingin. Lokasi-lokasi tersebut diketahui mengandung bahan-bahan organik. 

Sebagai satu-satunya satelit di tata surya kita yang diketahui diselimuti oleh atmosfer padat dan menampung lautan cairan di permukaannya, Titan telah lama menarik perhatian para ilmuwan planet.

Para ilmuwan planet berpendapat bahwa bulan tersebut menyerupai bumi purba yang kaya metana dan dapat memberikan petunjuk tentang asal usul kehidupan. Aliran hidrokarbon, dikombinasikan dengan keberadaan bahan organik yang berpotensi mendukung kehidupan, meningkatkan kemungkinan kelayakhunian Titan, yang akan dibantu oleh Dragonfly untuk diselidiki. 

Meskipun misi Dragonfly telah melewati serangkaian tinjauan-tinjauan teknis independen awal tahun lalu dan berada di jalur yang tepat untuk tanggal peluncuran aslinya pada  2027, NASA telah menunda penetapan tanggal peluncuran final karena ketidakpastian mengenai berapa banyak uang yang akan tersedia untuk pengembangan misi tahun ini dan selanjutnya. 

Usulan permintaan anggaran 2025 untuk NASA, yang dikeluarkan oleh Pemerintahan Presiden Amerika Serikat Joe Biden pada awal Maret, mengalokasikan 2,73 miliar dolar AS  atau Rp 44,2 triliun untuk eksplorasi planet robotik yang mencakup misi Dragonfly. Misi tersebut memiliki  total biaya siklus hidupnya sekarang akan mencapai 3,35 miliar dolar AS atau Rp 54,2 triliun, kata NASA dalam sebuah pernyataan. 

Harga akhir tersebut jauh lebih tinggi daripada biaya yang diusulkan untuk Dragonfly, yang pengembangannya dibatasi hingga 1 miliar dolar AS atau sekitar Rp 16,2 triliun ketika pertama kali dipilih pada 2019 sebagai misi keempat dalam program New Frontiers NASA. 

Badan antariksa tersebut mengatakan anggaran misi tersebut meningkat karena adanya iterasi-iterasi desain, masalah rantai pasokan akibat pandemi Covid-19, dan dana tambahan untuk kendaraan peluncur angkat berat yang akan mengompensasi keterlambatan kedatangan di Titan dengan memperpendek fase jelajah pesawat ruang angkasa tersebut. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement