REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pendarat cerdas untuk Investigasi Bulan (SLIM) Jepang telah dihidupkan kembali, lebih dari sepekan setelah wahana tersebut kehabisan listrik setelah pendaratan di bulan yang bermasalah pada 20 Januari. Pendaratan yang bermasalah ini menyebabkan SLIM terbalik dan panel surya mengarah ke arah yang salah.
Dilansir The Verge, Selasa (30/1/2024), pada Senin (29/1/2024), Japan Aerospace Exploration Agency (JAXA) mengumumkan bahwa komunikasi dengan pesawat ruang angkasa SLIM telah terjalin kembali, dan operasi untuk mencari petunjuk tentang asal-usul Bulan telah dilanjutkan.
JAXA telah memperkirakan bahwa perubahan arah sinar matahari dapat memungkinkan baterai wahana tersebut diisi ulang dari panel-panel surya dengan sudut yang tidak tepat. Tidak jelas berapa lama kekuatan ini akan bertahan.
Badan tersebut sebelumnya mengatakan bahwa SLIM tidak dirancang untuk bertahan pada malam bulan, yang selanjutnya akan terjadi pada Kamis (1/2/2024).
Gambar-gambar permukaan bulan yang diambil oleh kamera spektral multi-band SLIM sebelum daya pesawat ruang angkasa dinonaktifkan pertama kali dirilis pada 25 Januari. Pada Senin (29/1/2024), JAXA merilis gambar lain dari formasi batuan “toy poodle” yang difoto oleh SLIM.
Misi tersebut menghadapi beberapa masalah dengan posisi pendaratannya setelah salah satu dari mesin utama pesawat ruang angkasa SLIM gagal, lalu menyebabkannya jatuh. Kendati demikian, keberhasilan pendaratan lunak ini menjadikan Jepang negara kelima yang mendaratkan pesawat ruang angkasa di bulan, bersama Amerika Serikat, Cina, India, dan bekas Uni Soviet, menurut Reuters.
Gambar posisi pendaratan yang canggung difoto oleh LEV-2, robot transformasi kecil “seukuran bola bisbol” yang terlontar saat mendarat di samping penjelajah bulan “yang melompat” LEV-1.
Meskipun gagal, misi SLIM sendiri dinilai berhasil oleh JAXA setelah mendarat dalam jarak 180 kaki (atau sekitar 54,8 meter) yang “belum pernah terjadi sebelumnya” dari targetnya, sebuah karya teknologi pendaratan “tepat” berbasis visi yang diharapkan oleh badan antariksa dapat menjadi alat yang berharga dalam kemajuan eksplorasi Bulan.