REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perusahaan di balik platform media sosial terkenal seperti Facebook dan Instagram, Meta mengumumkan kemitraan dengan Center for Open Science (COS) untuk memulai program percontohan yang akan mempelajari topik yang berkaitan dengan kesejahteraan. Meskipun masih dalam tahap perencanaan awal, program ini dimaksudkan membantu memahami dampak faktor-faktor tertentu terhadap kesejahteraan masyarakat.
Pada program ini, Meta akan bekerja sama dengan COS untuk menyediakan sebagian data mereka kepada peneliti pihak ketiga. COS mencatat bahwa data yang akan digunakan dalam program ini bersifat sukarela dan berasal dari kumpulan data "pelestarian privasi" yang Meta sediakan untuk program percontohan ini. Penelitian ini diharapkan akan memberikan masukan yang berharga untuk diskusi tentang cara meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Meskipun spesifikasi program ini masih belum sepenuhnya jelas, COS mengungkapkan akan menggunakan metode penelitian baru, seperti prapendaftaran dan tinjauan sejawat awal. Langkah-langkah ini diambil untuk mencegah bias dan memastikan pertanyaan-pertanyaan penelitian yang diajukan benar-benar bermanfaat.
COS juga menekankan bahwa semua hasil penelitian akan dipublikasikan, termasuk hasil yang mungkin tidak mendukung teori yang berlaku.
Namun, pengumuman kemitraan ini menjadi kontroversial mengingat konteks perdebatan seputar dampak media sosial, terutama terkait dengan kesejahteraan mental pengguna. Meta akan memberikan kesaksian di depan Komite Kehakiman Senat AS terkait kegagalan mereka dalam melindungi anak-anak secara daring.
CEO Meta, Mark Zuckerberg bersama dengan petinggi media sosial lainnya akan memberikan kesaksian terkait keamanan anak-anak di dunia maya.
Meskipun Meta telah menunjukkan inisiatif untuk berpartisipasi dalam penelitian ini, perusahaan tersebut telah menghadapi berbagai tuntutan hukum. Perusahaan tersebut bahkan tengah menghadapi gugatan dari 41 negara bagian, dengan tuduhan membahayakan kesehatan mental pengguna termuda.
Gugatan lain juga menyebutkan bahwa algoritma Facebook dan Instagram memfasilitasi pelecehan seksual terhadap anak-anak.
Meski demikian, Meta menyatakan bahwa pengumuman kemitraan ini tidak terkait dengan waktu kesaksian di hadapan Kongres AS dan program penelitian ini akan memakan waktu dua tahun, karena masih dalam tahap perencanaan awal.