REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA---Libur panjang biasanya dimanfaatkan sebagai kesempatan untuk bersenang-senang. Namun, bagi sebagian orang, libur panjang justru bisa memberikan pengaruh negatif terhadap kesehatan mental mereka.
Menurut sebuah survei yang dilakukan oleh American Psychiatric Association, sekitar 41 persen responden merasa kadar stres mereka meningkat selama momen libur panjang. Tuntutan yang besar selama libur panjang juga kerap memunculkan kecemasan bagi sebagian orang.
Selain stres dan kecemasan, depresi juga umum terjadi selama musim libur panjang. Depresi ini bisa dipicu oleh rasa kesepian hingga kurangnya rasa pencapaian diri.
Bila tak dikelola, gejala stres, kecemasan, dan depresi bisa terasa semakin berat di musim libur panjang. Berikut ini adalah enam strategi yang bisa dilakukan untuk mengelola beragam kondisi tersebut di musim libur panjang, seperti dilansir CNET pada Rabu (13/12/2023).
1. Memahami Perasaan Sendiri
Musim liburan tak harus membuat semua orang menjadi gembira begitu saja. Tak apa-apa bila rasa stres hingga cemas muncul di momen libur panjang. Yang perlu dilakukan adalah mencari sumber yang memicu timbulnya rasa stres hingga kecemasan tersebut. Setelah itu, coba cari cara untuk mengatasi pemicu tersebut.
2. Buat Rencana
Rencana liburan yang acak selama musim libur panjang bisa memicu timbulnya stres. Oleh karena itu, buatlah rencana mengenai semua kegiatan yang ingin dilakukan selama libur panjang. Coba identifikasi potensi masalah yang mungkin muncul dan kembangkan cara untuk mengatasi masalah tersebut. Buat rencana sedetail mungkin, mulai dari rencana anggaran, tujuan wisata, hingga makanan yang ingin dinikmati selama libur panjang.
3. Berani Katakan 'Tidak'
Bila berencana untuk menikmati libur panjang dengan keluarga besar, coba buat batasan yang jelas. Tak semua tugas harus dikerjakan sendirian. Coba beranikan diri mengatakan 'tidak' ketika dimintai tolong untuk melakukan hal yang di luar kemampuan diri.
Berani mengatakan 'tidak' bisa membantu mengelola kadar stres selama liburan. Selain itu, keberanian ini bisa membantu mencegah terjadinya burnout atau kelelahan selama libur panjang.
4. Luangkan Waktu untuk Manjakan Diri
Di tengah padatnya rencana liburan bersama keluarga atau teman, berikan jeda waktu untuk diri sendiri. Manfaatkan waktu ini untuk merawat dan memanjakan diri sendiri dengan melakukan aktivitas yang menyenangkan, seperti berjalan kaki, meditasi, berendam, berolahraga, membaca buku, serta mendengarkan musik.
5. Tetap Jaga Kesehatan
Menikmati beragam sajian lezat dan melewatkan jadwal berolahraga saat libur panjang merupakan hal yang umum terjadi. Akan tetapi, usahakan untuk tetap menjaga pola makan dan aktivitas fisik selama libur panjang.
Mengabaikan gaya hidup yang sehat selama liburan justru bisa memunculkan rasa stres. Sebagai contoh, mengonsumsi makanan olahan atau tinggi gula ketika liburan dapat meningkatkan hormon kortisol di dalam tubuh. Kortisol adalah hormon yang meregulasi respons stres. Kadar kortisol yang berlebih di dalam tubuh dapat memunculkan rasa stres.
6. Bersama Keluarga dan Teman
Ada kalanya, momen libur panjang membuat seseorang merasa terisolasi. Kondisi terisolasi dapat membuat gejala-gejala depresi semakin berat bagi penderita depresi. Dalam kondisi seperti ini, coba hubungi orang-orang terdekat agar bisa tetap merasa terhubung, meski hanya melalui telepon atau telepon video.