Kamis 23 Nov 2023 16:00 WIB

Korea Utara Klaim Telah Mengirim Satelit Mata-Mata ke Orbit, Apa Targetnya?

Korea Utara juga berencana meluncurkan satelit pengawasan tambahan.

Rep: Noer Qomariah Kusumawardhani/ Red: Natalia Endah Hapsari
Foto yang dirilis oleh Kantor Berita Resmi Korea Utara (KCNA) pada 22 November 2023 menunjukkan pemimpin Korea Utara Kim Jong Un mengawasi peluncuran roket pembawa tipe baru Chollima-1 yang membawa satelit pengintai Malligyong-1 di Tempat Peluncuran Satelit Sohae di Kabupaten Cholsan, Provinsi Phyongan Utara, Korea Utara, (21/11/2023).
Foto: EPA-EFE/KCNA
Foto yang dirilis oleh Kantor Berita Resmi Korea Utara (KCNA) pada 22 November 2023 menunjukkan pemimpin Korea Utara Kim Jong Un mengawasi peluncuran roket pembawa tipe baru Chollima-1 yang membawa satelit pengintai Malligyong-1 di Tempat Peluncuran Satelit Sohae di Kabupaten Cholsan, Provinsi Phyongan Utara, Korea Utara, (21/11/2023).

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA— Media pemerintah Korea Utara melaporkan bahwa negara tersebut telah berhasil menempatkan satelit mata-mata pertamanya ke orbit. 

Dilansir Space, Kamis (23/11/2023), berita tentang peluncuran satelit tersebut tersiar ketika pejabat pemerintah Korea Selatan dan Jepang mengeluarkan peringatan bahwa sebuah roket telah diluncurkan ke arah Jepang pada Selasa (21/11/2023). 

Baca Juga

Peluncuran roket ke arah Jepang itu memicu peringatan untuk berlindung di tempat di seluruh Pulau Okinawa. Reuters sekarang melaporkan bahwa kantor berita negara Korea utara KCNA mengatakan, satelit Malligyong-1 memasuki orbit pada pukul 22.54 waktu setempat (pukul 13.54 GMT). “Peluncuran satelit pengintaian adalah hak sah (Korea Utara) untuk memperkuat kemampuan pertahanan diri,” KCNA mengumumkan, menurut Reuters

Amerika Serikat (AS) mengecam peluncuran tersebut dan mendesak mitra dan sekutu internasionalnya untuk melakukan hal yang sama, dengan mengklaim bahwa peluncuran tersebut melibatkan teknologi yang mendukung program rudal balistik antarbenua negara tersebut. 

Dalam sebuah pernyataan, Gedung Putih menulis bahwa peluncuran tersebut merupakan “pelanggaran terang-terangan terhadap beberapa resolusi Dewan Keamanan PBB, meningkatkan ketegangan, dan berisiko mengganggu stabilitas situasi keamanan di kawasan dan sekitarnya.” 

Jika benar, peluncuran tersebut menandai upaya ketiga Korea Utara dalam beberapa bulan terakhir untuk menempatkan satelit mata-mata pertamanya di orbit. Dua percobaan pertama gagal, dan pemerintah Korea Selatan mengklaim telah menarik puing-puing dari laut yang terkait dengan setidaknya satu peluncuran tersebut.

Menyusul dua peluncuran yang gagal tersebut, pemimpin Korea Utara Kim Jong Un bertemu dengan Presiden Rusia Vladimir Putin untuk membahas bagaimana kedua negara dapat bekerja sama dalam upaya penerbangan luar angkasa, termasuk berbagi teknologi roket. 

Laporan Korea Utara mengatakan negara tersebut berencana meluncurkan satelit pengawasan tambahan yang dimaksudkan untuk membantu mengawasi Korea Selatan, saingannya dalam konflik militer selama hampir 80 tahun. Korea Selatan, sementara itu, dilaporkan berencana mengirim satelit mata-mata pertamanya ke orbit bulan ini dengan roket SpaceX Falcon 9 yang diluncurkan dari Pangkalan Angkatan Luar Angkasa Vandenberg.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement