REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Apple sebagai salah satu pengiklan utama X (sebelumnya Twitter), akan menghentikan sementara iklannya di platform tersebut, menurut laporan dari Axios. Apple mengikuti jejak pengiklan seperti IBM dan Komisi Eropa, yang telah menangguhkan iklan di X di tengah meningkatnya antisemitisme di platform.
Berdasarkan penelitian dari Center for Countering Digital Hate, X telah gagal memoderasi ujaran kebencian di platform-nya yang mempromosikan konspirasi antisemit, memuji Hitler, dan tidak memanusiakan Muslim serta Palestina.
Namun X tidak hanya mempertahankan postingan ini melainkan pemiliknya, Elon Musk, dianggap semakin membuat keruh. Pekan ini, Musk menulis, “Anda telah mengatakan kebenaran yang sebenarnya” pada postingan terkait teori konspirasi antisemit kekerasan serupa yang dianut oleh pembunuh dalam serangan sinagoga Tree of Life tahun 2018.
Apple tidak segera menanggapi permintaan komentar. Dikutip dari TechCrunch, Sabtu (18/11/2023), Media Matters for America, melaporkan perusahaan seperti Apple, IBM, Bravo, Oracle, dan Xfinity muncul di samping postingan yang memuji ideologi Nazi.
Linda Yaccarino, CEO baru X dan mantan eksekutif periklanan di NBC Universal, telah berusaha melobi pengiklan, meskipun upaya itu tampaknya tidak berhasil mengingat kejadian baru-baru ini.
“Pandangan X selalu sangat jelas bahwa diskriminasi oleh semua orang harus BERHENTI, saya pikir itu adalah sesuatu yang kita bisa dan harus sepakati,” tulisnya pada Kamis sore.
Menurut dia, X juga sangat jelas tentang upaya platform untuk memerangi antisemitisme dan diskriminasi. Tidak ada tempat untuk hal tersebut di mana pun di dunia ini. “Karena hal itu jelek dan salah. Titik,” kata dia.
Bisnis periklanan X telah bergejolak....