Rabu 08 Nov 2023 11:56 WIB

Tak Hanya di Gaza, Ruang Angkasa Jadi Medan Perang Baru Saat Rudal Israel Meluncur

Israel meluncurkan rudal Arrow yang dibangun bersama Amerika Serikat.

Rep: Meiliza Laveda/ Red: Natalia Endah Hapsari
Pasukan Pertahanan Israel (IDF) mengungkapkan sistem pertahanan rudal Arrow yang diklaim berhasil menghancurkan ancaman udara yang diduga ditembakkan oleh kelompok Houthi./ilustrasi
Foto: EPA-EFE/HANNIBAL HANSCHKE
Pasukan Pertahanan Israel (IDF) mengungkapkan sistem pertahanan rudal Arrow yang diklaim berhasil menghancurkan ancaman udara yang diduga ditembakkan oleh kelompok Houthi./ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Konflik Israel-Palestina tidak hanya terjadi di bumi, tetapi juga di ruang angkasa yang menjadi medan perang baru. Pekan lalu, Pasukan Pertahanan Israel (IDF) mengungkapkan sistem pertahanan rudal Arrow yang diklaim berhasil menghancurkan ancaman udara yang diduga ditembakkan oleh kelompok Houthi.

Dilansir DailyMail, Rabu (8/11/2023), batas yang diterima antara atmosfer bumi dan ruang angkasa adalah sekitar 100 kilometer di atas permukaan yang dikenal sebagai garis Kármán. IDF mengklaim Arrow mencegat rudal permukaan-ke-permukaan di Laut Merah yang ditembakkan ke wilayahnya setelah roket tersebut menempuh jarak ribuan kilometer dari Yaman.

Baca Juga

Arrow yang dibangun bersama dengan AS, pertama kali diuji pada 2013. Lalu diikuti oleh pengujian lainnya pada tahun 2014 dan pada tahun 2019 di negara bagian Alaska di tengah kekhawatiran terhadap program rudal nuklir serta balistik Iran yang berkelanjutan.

Sistem pertahanan tersebut dirancang untuk mencegat rudal balistik di luar atmosfer bumi sehingga memungkinkannya untuk menjatuhkan roket Houthi bulan lalu. Arrow memberikan kemampuan hipersonik dan dapat mempertahankan wilayah yang luas dan memberikan pertahanan komprehensif terhadap lokasi strategis serta wilayah berpenduduk besar.

Rudal ini juga dapat melancarkan ancaman jarak jauh, termasuk ancaman yang membawa senjata pemusnah massal, jauh dari sasarannya. Sistem rudal tersebut menggunakan teknologi hit-to-kill untuk menghancurkan rudal yang masuk dengan meluncurkan secara vertikal dan bergerak menuju titik intersepsi yang diperkirakan. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement