Senin 06 Nov 2023 14:52 WIB

NASA Ungkap Kandungan Asteroid Berbahaya Bennu, Apa Isinya?

Asteroid Bennu merupakan bongkahan batu luar angkasa pertama yang diambil NASA.

Rep: Rahma Sulistya/ Red: Natalia Endah Hapsari
Tim NASA berhasil membuka kapsul berisi sampel asteroid Bennu.
Foto: NASA
Tim NASA berhasil membuka kapsul berisi sampel asteroid Bennu.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Museum Nasional Sejarah Alam Smithsonian mengungkapkan tampilan sampel yang dikumpulkan dari asteroid Bennu, yang dianggap NASA sebagai ‘objek yang berpotensi berbahaya’. Tampilan ini merupakan yang pertama kalinya dilakukan pada Jumat (3/11/2023) lalu. 

Melansir Live Science, Senin (6/11/2023), sampel tersebut (3,5 hingga 8,8 ons atau 100 hingga 250 gram) puing-puing batuan luar angkasa yang dikumpulkan oleh pesawat ruang angkasa OSIRIS-REx.

Baca Juga

Ini diperkirakan mengandung beberapa prekursor kehidupan paling awal. Asteroid Bennu ini merupakan bongkahan batu luar angkasa pertama yang pernah diambil oleh misi NASA.

Ilmuwan NASA pertama kali mengungkapkan sampel tersebut pada 11 Oktober 2023, setelah sampel tersebut meluncur kembali ke Bumi dengan menggunakan kapsul OSIRIS-REx dengan kecepatan hingga 27.000 mph (43.000 km/jam).

Setelah melakukan perjalanan pulang pergi selama tujuh tahun sejauh empat miliar mil (6,4 juta kilometer), kapsul tersebut mengerahkan parasutnya dan mendarat dengan selamat di gurun Utah sebelum diangkut ke Johnson Space Center di Houston.

“Misi OSIRIS-REx adalah pencapaian ilmiah luar biasa yang menjanjikan untuk menjelaskan apa yang membuat planet kita unik,” kata direktur Sant di Museum Nasional Sejarah Alam, Washington, DC, Kirk Johnson, dalam sebuah pernyataan.

Ia dan timnya merasa bangga bisa menampilkan salah satu sampel penting ini kepada publik untuk pertama kalinya.

Bennu adalah asteroid yang berpotensi berbahaya dan memiliki peluang 1 dari 2.700 untuk menabrak Bumi pada 2182, peluang tertinggi dibandingkan objek luar angkasa yang diketahui.

Namun para ilmuwan lebih tertarik pada apa yang terperangkap di dalam batuan luar angkasa itu, kemungkinan adanya kehidupan di luar Bumi. “Ini adalah sampel asteroid kaya karbon terbesar yang pernah dikembalikan ke Bumi,” kata Administrator NASA Bill Nelson pada konferensi pers. 

“Molekul karbon dan air adalah unsur-unsur yang ingin kami temukan. Mereka adalah unsur penting dalam pembentukan planet kita, dan mereka akan membantu kita menentukan asal usul unsur-unsur yang dapat menyebabkan kehidupan,” ujar Nelson.

Air di Bumi lebih tua dari planet itu sendiri dan mungkin dibawa ke sini oleh tumbukan asteroid dan komet. Tapi air kemungkinan besar bukan satu-satunya material yang dibawa asteroid ke Bumi, bahan penyusun kehidupan kemungkinan besar juga menumpang pada batu luar angkasa. 

Bennu adalah asteroid tipe B, yang berarti ia mengandung karbon dalam jumlah tinggi dan mungkin, banyak molekul primordial yang ada ketika kehidupan muncul di Bumi.

Beberapa bahan penyusun ini (termasuk urasil, salah satu nukleobase untuk RNA) baru-baru ini ditemukan di asteroid Ryugu oleh pesawat ruang angkasa Hayabusa2 milik Badan Eksplorasi Dirgantara Jepang, yang kembali ke Bumi dengan sampel batuannya pada 2020.

Para ilmuwan misi OSIRIS-REx berharap untuk menemukan potensi prekursor biologi Bumi lainnya di dalam sampel Bennu. Sampel tersebut dikumpulkan setelah hampir dua tahun mencari lokasi pendaratan di permukaan terjal Bennu.

Setelah melakukan kontak dengan asteroid, OSIRIS-REx menembakkan semburan nitrogen dari Mekanisme Akuisisi Sampel Touch-and-Go, untuk menghentikan pendaratan dan mencegah pesawat tersebut tenggelam melalui asteroid.

Ledakan tersebut menyebabkan bebatuan dan debu melayang di sekitar pesawat, dan beberapa puing-puing berbatu tersebut mendarat di sebuah tabung di atas kapal OSIRIS-REx.

Ledakan lanjutan dari pendorong OSIRIS-REx kemudian mengangkatnya dari Bennu, dan pesawat ruang angkasa tersebut menyelesaikan sejumlah jalan layang sebelum meninggalkan asteroid menuju Bumi pada Mei 2021.

Smithsonian adalah museum pertama yang memamerkan sampel Bennu kepada publik, bersama dengan kapsul OSIRIS-REx yang dikembalikan dan roket Atlas V 411 yang meluncurkannya.

Pamerannya terletak di Aula Geologi, Permata dan Mineral Janet Annenberg Hooker. Para peneliti di Smithsonian juga akan menganalisis sampel lain untuk mengetahui tanda-tanda pendahulu kehidupan.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement