Senin 06 Nov 2023 07:20 WIB

Permintaan Terus Menurun, Apple Sekarang Kurang Laku?

Apple dinilai gagal memenuhi ekspektasi Wall Street.

Rep: Santi Sopia/ Red: Natalia Endah Hapsari
Penurunan permintaan terhadap iPad dan perangkat wearable Apple memicu kekhawatiran mengenai posisi pasar perusahaan secara keseluruhan./ilustrasi
Foto: Reuters/Michael Dalder
Penurunan permintaan terhadap iPad dan perangkat wearable Apple memicu kekhawatiran mengenai posisi pasar perusahaan secara keseluruhan./ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA---Apple Inc menghadapi penurunan saham sebesar 3 persen selama perdagangan setelah jam kerja karena perkiraan penjualan raksasa teknologi tersebut gagal memenuhi ekspektasi Wall Street. Perkiraan yang mengecewakan ini disebabkan oleh penurunan permintaan terhadap iPad dan perangkat wearable, sehingga memicu kekhawatiran mengenai posisi pasar perusahaan secara keseluruhan.

Namun, CEO Tim Cook berusaha menghilangkan kekhawatiran tersebut dengan menekankan keberhasilan model iPhone 15 baru di China, di mana perusahaan tersebut menghadapi persaingan ketat dari pemain lokal seperti Huawei. Di tengah tantangan ini, Apple melaporkan penurunan pendapatan dari China sebesar 2,5 persen pada kuartal fiskal keempat, yang berubah menjadi pertumbuhan setelah memperhitungkan nilai tukar mata uang asing.

Baca Juga

Dikutip dari Gizmochina, Senin (6/11/2023), Pengumuman Chief Financial Officer Luca Maestri menunjukkan penjualan untuk kuartal ini akan menyerupai angka tahun sebelumnya dengan tidak memenuhi proyeksi optimistis Wall Street yaitu kenaikan 4,97 persen menjadi 122,98 miliar dolar AS.

Meskipun terdapat banyak tantangan, Apple berhasil melampaui ekspektasi Wall Street pada kuartal fiskal keempat, didukung oleh peningkatan penjualan iPhone dan peningkatan pendapatan jasa sebesar 1 miliar dolar AS. Angka penjualan berjumlah sekitar 89,50 miliar dolar AS, sedikit melampaui perkiraan 89,28 miliar dolar AS. Namun, kendala pasokan untuk model iPhone 15 Pro dan Pro Max kelas atas terbukti menjadi tantangan bagi perusahaan.

Di China, penjualan turun dari 15,47 miliar dolar AS menjadi 15,08 miliar dolar AS dibandingkan kuartal keempat tahun sebelumnya. Namun, Cook tetap menyoroti tren positif, dengan menyatakan bahwa China daratan mencetak rekor kuartalan untuk penjualan iPhone, dengan empat dari lima ponsel pintar terlaris di perkotaan adalah perangkat Apple.

Analis dari Rosenblatt Securities dan DA Davidson membandingkan situasi Apple dengan istilah kapal perang besar yang melambangkan lambatnya kemajuan dan tantangan yang dihadapi perusahaan. Tantangan-tantangan ini semakin diperparah dengan peluncuran produk baru Apple, Vision Pro, yang diperkirakan juga tak akan terlalu menggembirakan.

Terlepas dari kemunduran ini, Apple tetap yakin dan memperkirakan pertumbuhan penjualan iPhone dari tahun ke tahun untuk kuartal Desember. Perusahaan terus mengatasi penurunan pendapatan, berupaya menemukan kembali lini produknya untuk pertumbuhan di masa depan.

Ketahanan Apple tercermin dari kapitalisasi pasarnya yang besar, yaitu sebesar 2,74 triliun dolar AS, dan Rasio Harga terhadap Pendapatan yang relatif tinggi yaitu sebesar 28,97, yang menunjukkan kepercayaan investor terhadap potensi perusahaan. Selain itu, manajemen Apple telah menunjukkan optimismenya dengan melakukan pembelian kembali saham secara agresif dan mempertahankan pembayaran dividen selama 12 tahun berturut-turut, menyoroti stabilitas keuangan dan efisiensi dalam menghasilkan pendapatan dari aset-asetnya selama periode ekonomi yang penuh tantangan.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement