REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kecuali terhenti karena maut, semua orang yang hidup di dunia akan menua. Secara kronologis, tahun ke tahun, manusia bertambah tua. Namun, secara biologis, penuaan tidak terjadi dengan cara yang sama. Gen, lingkungan, dan kebiasaan gaya hidup berperan dalam hal ini.
Dikutip dari laman Patient.info, Kamis (26/10/2023), terdapat empat pola penuaan biologis yang dialami manusia. Para ilmuwan menyebutnya dengan istilah ageotype. Mengenali ageotype dapat membantu seseorang menerapkan gaya hidup yang sesuai.
Individu menua dengan cara berbeda-beda karena bagian tubuh menua dengan kecepatan yang tidak sama. Semakin tua suatu bagian tubuh, semakin tinggi kemungkinan mengalami masalah kesehatan tertentu, sebab terkait dengan seberapa cepat kondisi sel di bagian tubuh itu menurun atau rusak.
Ahli reumatologi yang berspesialisasi dalam bidang harapan hidup, Kerry Aston, menguraikan beberapa alasan utama mengapa bagian-bagian tubuh menua secara berbeda. Itu bisa karena pergantian sel, stres oksidatif, faktor genetik, serta pengaruh lingkungan. "Pilihan gaya hidup, seperti pola makan, olahraga, dan paparan racun, dapat berdampak pada laju penuaan pada organ tertentu. Misalnya, olahraga teratur dapat memperlambat penuaan otot dan tulang, sedangkan pola makan yang buruk dapat mempercepat penuaan organ vital," kata Aston.
Beranjak ke bahasan ageotype, ada empat klasifikasi berbeda. Secara umum, para pakar telah mempelajari serangkaian molekul dalam tubuh dan merangkum empat pola yang jelas dan sangat berbeda. Setiap orang bisa saja mengalami salah satu di antaranya.
1. Ageotype metabolik
Pada tipe ini, berarti metabolisme mengalami penuaan pada tingkat yang tinggi dibandingkan dengan bagian tubuh lainnya. Metabolisme adalah istilah yang menggambarkan reaksi kimia kompleks yang memungkinkan Anda mengubah makanan menjadi energi.
Tubuh menggunakan energi untuk bertahan hidup, memungkinkan pernapasan, sirkulasi darah, perbaikan dan pertumbuhan sel, pencernaan makanan, dan banyak lagi aktivitas penting lain. Penurunan metabolisme terkait usia dikaitkan dengan obesitas, penyakit jantung, dan gangguan metabolisme seperti diabetes tipe dua.
2. Ageotype sistem kekebalan tubuh
Ageotype imunitas berfokus pada penurunan sistem kekebalan tubuh seiring bertambahnya usia. Sistem kekebalan tubuh yang sehat dan lebih muda akan lebih baik dalam melawan infeksi dan mengatasi peradangan jangka panjang alias peradangan kronis.
Jadi, sistem kekebalan tubuh yang menurun membuat seseorang lebih rentan terhadap penyakit terkait imunitas. Biasanya, orang dengan tipe penuaan ini mengidap penyakit autoimun seperti diabetes tipe satu, rheumatoid arthritis, dan multiple sclerosis.
3. Ageotype liver
Tipe ini berkaitan dengan proses penuaan liver dan perannya dalam detoksifikasi. Sebab, tugas liver termasuk memproses nutrisi dan menyaring racun berbahaya dari tubuh. Ageotype liver yang kuat mungkin berarti liver tidak bisa melakukan tugasnya dengan baik.
Bagi seseorang dengan tipe penuaan ini perlu lebih mewaspadai kemungkinan penyakit hati, karena memang organ liver yang lebih lekas menurun fungsinya. Penurunan fungsi hati juga dapat meningkatkan risiko sirosis dan penyakit hati berlemak nonalkohol.
4. Ageotype nefrotik
Orang dengan ageotype nefrotik berkaitan dengan fungsi ginjal. Sementara, ginjal adalah "pabrik kimia" kuat yang tugasnya menyeimbangkan cairan tubuh, mengatur tekanan darah, membuang produk limbah, dan memproduksi vitamin D.
Ginjal yang menua dapat membuat tubuh mengalami masalah dalam menyaring zat-zat yang berpotensi berbahaya, menyebabkan tekanan darah naik atau turun. Ada juga risiko ketidakseimbangan mineral penting serta peningkatan kemungkinan penyakit ginjal.