Jumat 20 Oct 2023 13:05 WIB

Canggih, AI Bisa Diagnosis Diabetes Lewat Suara

Teknologi AI bisa mendeteksi hanya dalam 10 detik.

Rep: Umi Nur Fadhilah/ Red: Natalia Endah Hapsari
 Peneliti medis di Kanada telah berhasil melatih kecerdasan buatan (AI) untuk mendiagnosis diabetes tipe-2 hanya dalam waktu 10 detik, berdasarkan suara pasien. /ilustrasi
Foto: www.freepik.com
Peneliti medis di Kanada telah berhasil melatih kecerdasan buatan (AI) untuk mendiagnosis diabetes tipe-2 hanya dalam waktu 10 detik, berdasarkan suara pasien. /ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Peneliti medis di Kanada telah berhasil melatih kecerdasan buatan (AI) untuk mendiagnosis diabetes tipe-2 hanya dalam waktu 10 detik, berdasarkan suara pasien. Temuan ini merupakan terobosan signifikan yang memiliki potensi untuk mengubah cara diagnosis kondisi ini dilakukan.

Dalam studi ini, AI terlatih untuk mengidentifikasi 14 fitur akustik yang membedakan individu yang menderita diabetes tipe-2 dan yang tidak. Fokus utama AI pada perubahan-perubahan subtil dalam nada dan intensitas vokal yang sulit didengar oleh telinga manusia. Selain itu, AI juga memadukan data suara dengan informasi dasar, seperti usia pasien, jenis kelamin, tinggi badan, dan berat badan.

Baca Juga

Hasil studi menunjukkan bahwa jenis kelamin memiliki peran penting dalam diagnosis, dengan tingkat keberhasilan AI mencapai 89 persen pada wanita dan 86 persen pada pria. Ini menunjukkan bahwa AI memiliki kemampuan yang menjanjikan untuk diagnosis diabetes tipe 2.

Keberhasilan AI ini berpotensi membawa pengurangan biaya signifikan bagi masyarakat yang menderita kondisi kesehatan kronis, seperti diabetes tipe-2. Diagnosis jarak jauh dan otomatis dapat membantu jutaan orang yang mungkin tidak menyadari bahwa mereka menderita penyakit ini. Menurut Federasi Diabetes Internasional, hampir separuh orang dewasa yang menderita diabetes atau sekitar 240 juta orang tidak mengetahui kondisinya.

“Penelitian kami menyoroti variasi vokal yang signifikan antara individu dengan dan tanpa diabetes tipe-2,” kata penulis utama studi ini dan ilmuwan riset di Klick Labs, Jaycee Kaufman, dilansir Daily Mail, Jumat (20/10/2023).

Kaufman berharap bahwa AI yang mereka kembangkan dapat mengubah cara komunitas medis melakukan skrining diabetes. Pada masa lalu, diagnosis diabetes tipe-2 memerlukan tes darah dan perjalanan fisik ke penyedia layanan kesehatan, yang sering kali memakan waktu dan biaya.

Metode deteksi berdasarkan suara ini diharapkan dapat menghilangkan hambatan-hambatan tersebut. Selama penelitian, AI dilatih menggunakan rekaman suara dari 267 subjek uji yang memiliki sejarah diabetes tipe-2. Hasilnya menunjukkan bahwa AI mampu mengidentifikasi perbedaan antara kelompok dengan dan tanpa diabetes tipe-2 dengan tingkat akurasi yang mengesankan.

Fitur akustik seperti 'Pitch' dan 'standar deviasi dari pitch' terbukti berguna dalam mendiagnosis penyakit pada pria dan wanita. AI juga semakin akurat ketika usia dan indeks massa tubuh (BMI) dimasukkan dalam model prediksi mereka.

Penelitian ini menyoroti potensi besar teknologi suara dalam mengidentifikasi diabetes tipe-2 dan kondisi kesehatan lainnya. Upaya selanjutnya akan mencakup perluasan penelitian ini ke bidang medis lainnya, seperti pradiabetes, kesehatan wanita, dan hipertensi.

“Penelitian kami menggarisbawahi potensi luar biasa dari teknologi suara dalam mengidentifikasi diabetes tipe-2 dan kondisi kesehatan lainnya,” ujar wakil presiden Klick Labs dan peneliti utama studi baru tersebut, Yan Fossat.

Dengan teknologi suara yang mudah diakses dan terjangkau, diharapkan bahwa miliaran orang yang tidak terdiagnosis akan dapat mendapatkan bantuan yang mereka butuhkan. “Teknologi suara dapat merevolusi praktik layanan kesehatan sebagai alat skrining digital yang mudah diakses dan terjangkau,” kata Fossat. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement