REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA---Bintang yang bertaburan di langit malam tampak sangat dekat antara satu sama lain. Namun sebenarnya, seberapa jauh jarak yang membentang di antara bintang-bintang tersebut?
Meski terlihat saling berdekatan, bintang-bintang di angkasa sebenarnya terpisah oleh jarak yang sangat jauh. Menurut National Radio Astronomy Observatory, jarak di antara dua bintang dalam galaksi Bima Sakti umumnya terpaut sekitar 5 tahun cahaya. Jarak ini setara dengan 29 triliun mil atau sekitar 47 triliun kilometer.
Tata surya tempat bumi berada misalnya, hanya memiliki satu bintang yaitu matahari. Bintang lain yang berjarak paling dekat dengan matahari adalah Proxima Centauri yang terletak di dalam sistem bintang bernama Alpha Centauri.
Berdasarkan data, jarak di antara matahari dan Proxima Centauri adalah 4,25 tahun cahaya. Jarak tersebut setara dengan 24,86 triliun mil atau sekitar 40 triliun kilometer.
"Bila Anda melihat dua bintang bersisian di langit, itu proyeksi 2D. Anda tidak benar-benar tahu apakah keduanya benar-benar bersisian," jelas ahli astrofisika dan asisten profesor di San Diego State University, Anna Rosen, seperti dilansir Live Science pada Selasa (19/9/23).
Namun, jarak rata-rata antarbintang di Tata Surya tidak memberikan gambaran keseluruhan mengenai distribusi bintang. Sistem bintang Alpha Centauri merupakan salah satu contoh nyatanya.
Seperti diketahui, Alpha Centauri memiliki tiga buah bintang yaitu Alpha Centauri A, Alpha Centauri B, dan Proxima Centauri. Jarak yang terpaut di antara Proxima Centauri dengan kedua "tetangganya" di dalam Alpha Centauri relatif dekat.
Menurut data, Proxima Centauri berjarak sekitar sekitar seperlima tahun cahaya atau 0,2 tahun cahaya dari dua bintang lain di dalam Alpha Centauri. Jarak tersebut setara dengan 1,2 triliun mil atau sekitar 1,9 triliun kilometer.
Rosen menambahkan, bintang merupakan benda angkasa yang bergerak. Oleh karena itu, distribusi bintang juga terus berubah seiring dengan berjalannya waktu. Perubahan posisi dan jarak antarbintang ini bisa terlihat bila manusia dapat hidup dengan umur yang sangat panjang untuk menyaksikannya secara langsung.
"Bila Anda bisa melakukan perjalanan selama ribuan tahun, Anda akan bisa melihat bentuk konstelasi berubah secara perlahan," ujar ahli astronomi dari European Space Agency, Jos de Bruijne.
Menurut para ilmuwan, sebagian besar bintang lahir dengan jarak yang relatif dekat dengan bintang lainnya. Namun seiring berjalannya waktu, beragam pengaruh eksternal di angkasa bisa membuat bintang-bintang tersebut saling berjauhan. Salah satu faktor eksternal tersebut adalah medan gravitasi di galaksi.
Galaksi Bima Sakti termasuk galaksi yang memiliki tarikan gravitasi yang kuat. Oleh karena itu, bintang-bintang di dalam galaksi Bima Sakti umumnya tidak berjarak terlalu jauh antara satu sama lain.
Beberapa galaksi lain juga memiliki kondisi yang sama seperti Bima Sakti. Oleh karena itu, bintang-bintang di beberapa galaksi lain juga memiliki perbedaan jarak sekitar 5 tahun cahaya, setara dengan 29 triliun mil atau sekitar 47 triliun kilometer.
Namun, ada pula beberapa bintang yang bisa terpental keluar dari galaksi yang seharusnya menjadi rumah mereka. Bintang-bintang ini dikenal sebagai bintang intergalaksi.
Sebuah bintang di dalam galaksi Bima Sakti bisa menjadi bintang intergalaksi bila bersinggungan dengan lubang hitam raksasa yang terletak di tengah Bima Sakti, yaitu Dubbed Sagittarius A. Lubang hitam ini memiliki massa 4 juta kali lebih besar dibandingkan matahari.
Bintang di Bima Sakti yang mendekat ke Dubbed Sagittarius A tidak akan tertelan masuk ke dalamnya. Kecepatan pergerakan bintang tersebut di angkasa justru akan mengalami peningkatan yang sangat signifikan.
Peningkatan inilah yang memungkinkan bintang untuk bisa menjauh dan meninggalkan galaksi yang seharusnya menjadi rumah mereka. Sesaat setelah bintang meninggalkan galaksi, bintang tersebut akan melayang sendirian di ruang kosong yang memisahkan tiap galaksi.