Sabtu 16 Sep 2023 00:54 WIB

Elon Musk dan Mark Zuckerberg Datangi Kongres AS, Bahas Apa?

Pemerintah AS bersiap mengatur teknologi kecerdasan buatan (AI).

Rep: Umi Nur Fadhilah/ Red: Natalia Endah Hapsari
 Para tokoh utama dalam industri teknologi, termasuk Elon Musk dan Mark Zuckerberg, melakukan kunjungan ke Gedung Kongres AS Capitol Hill pada Rabu (13/9/2023).
Foto: EPA-EFE/JIM LO SCALZO
Para tokoh utama dalam industri teknologi, termasuk Elon Musk dan Mark Zuckerberg, melakukan kunjungan ke Gedung Kongres AS Capitol Hill pada Rabu (13/9/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON — Para tokoh utama dalam industri teknologi, termasuk Elon Musk dan Mark Zuckerberg, melakukan kunjungan ke Gedung Kongres AS Capitol Hill pada Rabu (13/9/2023). Mereka memberikan pandangan terkait kecerdasan buatan (AI), saat Amerika Serikat bersiap untuk mengatur teknologi tersebut dengan lebih baik. Pemimpin Partai Demokrat di Senat AS, Senator Chuck Schumer telah mengadakan serangkaian forum Inovasi AI, yang merupakan pertemuan tertutup di mana anggota parlemen dapat mengajukan pertanyaan kepada para pemimpin teknologi tentang perkembangan teknologi ini yang telah menciptakan gebrakan sejak diluncurkannya ChatGPT tahun lalu.

Saat ini, Eropa telah melangkah dalam mengatur penggunaan AI, dan tekanan mulai bertambah bagi anggota parlemen AS untuk tidak tertinggal dan menghindari dampak negatif yang dapat diakibatkan oleh teknologi ini, seperti hilangnya lapangan kerja, penyebaran disinformasi, dan konsekuensi lainnya, sebelum terlambat.

Baca Juga

"Hari ini, kita memulai usaha yang sangat besar, kompleks, dan penting, membangun landasan untuk kebijakan AI bipartisan yang dapat disahkan oleh Kongres,” kata Schumer, dilansir Japan Today, Jumat (15/9/2023).

Di masa lalu, Schumer mengatakan ketika Parlemen AS dihadapkan pada tantangan semacam ini, kecenderungan alami adalah mengabaikan masalah tersebut dan membiarkan orang lain mengatasinya. Namun, dalam kasus AI, Schumer menekankan Parlemen AS tidak bisa lagi mengabaikannya.

CEO OpenAI dan pencipta ChatGPT, Sam Altman, serta pendiri Microsoft, Bill Gates juga hadir dalam forum tertutup tersebut. Altman menyampaikan optimisme terhadap AI, sambil mengakui bahwa akan ada hambatan dalam perjalanannya. "Saya sangat terkesan dengan interaksi kami dengan anggota parlemen, meskipun saya tahu industri kami sering kali diperdebatkan,” ujar Altman.

Selama sesi tiga jam pada pagi hari, berbagai aspek AI dibahas, termasuk potensi bahayanya, dan semua peserta sepakat bahwa pemerintah memiliki peran penting dalam mengatasi dampak negatif AI. Elon Musk memberikan pujian kepada Schumer dan anggota Senat lainnya atas upaya mereka. Musk mengatakan bahwa AI yang tidak terkendali berpotensi membahayakan semua manusia di mana pun.

Meskipun masih menjadi pertanyaan terbuka apakah Kongres AS dapat mengesahkan undang-undang yang memberlakukan batasan pada inovator AI dengan peraturan yang jelas, terutama dengan perpecahan politik di Washington dan pemilu mendatang pada 2024, kedua belah pihak setuju bahwa teknologi ini memiliki dampak yang signifikan pada kehidupan sehari-hari. Namun, solusi yang tepat sering kali menjadi sumber perdebatan.

Perusahaan teknologi juga melakukan lobi untuk menjaga peraturan yang ringan dan mendukung inovasi, sementara beberapa senator merasa bahwa pertemuan tersebut seharusnya lebih terbuka untuk umum dan tidak memberi terlalu banyak kesempatan bagi raksasa teknologi untuk memengaruhi anggota parlemen. "Hal ini seharusnya tidak terjadi. Senator Schumer telah berbicara tentang teknologi selama dua tahun, dan dia belum mengajukan satu pun rancangan undang-undang teknologi yang signifikan,” kata seorang anggota Partai Republik yang aktif dalam isu-isu AI, Senator Josh Hawley.

Forum tersebut juga merupakan pertemuan pertama antara Musk dan Zuckerberg sejak bos Tesla itu mengusulkan pertarungan di ring dengan bos perusahaan Meta. Musk juga berbagi ruangan dengan Bill Gates, yang memiliki hubungan kurang harmonis dengan dirinya, seperti yang diungkapkan dalam biografi terlaris yang dirilis baru-baru ini mengenai pemimpin Tesla dan SpaceX itu.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement