REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) telah mengonfirmasi bahwa Siklon Tropis Hilary tidak akan memberikan dampak langsung maupun tidak langsung terhadap wilayah Indonesia. Informasi ini berlaku sejak fase awal pembentukan siklon hingga sistem tersebut akhirnya meluruh.
Menurut pihak BMKG, untuk Siklon Tropis Hilary tidak memberikan dampak langsung maupun tidak langsung kepada daerah di Indonesia dari awal pembentukan hingga sistem tersebut meluruh.
Menurut laporan resmi BMKG, pertumbuhan Siklon Tropis Hillary terjadi di wilayah Samudera Pasifik Utara, yang terletak di sebelah barat Meksiko. Berdasarkan data terbaru yang dihimpun pada 21 Agustus 2023 pukul 18.00 UTC, sistem ini telah meluruh dari fase Siklon Tropis. Pada saat itu, kecepatan angin siklon mencapai 25 knot dengan tekanan udara mencapai 1000.1 hPa ketika berada di daratan Amerika Serikat.
BMKG menjelaskan faktor geografis yang memisahkan Siklon Tropis Hilary dari wilayah Indonesia merupakan alasan utama mengapa dampaknya tidak dirasakan. Jarak yang jauh antara lokasi pertumbuhan siklon dan wilayah Indonesia, bersama dengan penurunan intensitas yang terjadi seiring waktu, telah mengakibatkan Siklon Tropis Hillary tidak memiliki pengaruh apa pun terhadap cuaca dan kondisi di Indonesia.
Meskipun perhatian terus diarahkan ke perkembangan siklon dan potensi dampaknya, warga Indonesia dapat bernafas lega mengetahui bahwa mereka tidak perlu menghadapi ancaman dari Siklon Tropis Hilary. BMKG tetap mengimbau agar masyarakat tetap waspada terhadap informasi cuaca resmi yang diterbitkan oleh lembaga tersebut.
Dengan berakhirnya potensi ancaman dari Siklon Tropis Hilary, BMKG akan terus memantau dan memberikan informasi terkini terkait perubahan cuaca dan fenomena alam lainnya yang mungkin memengaruhi wilayah Indonesia.