REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kecerdasan buatan (AI) seperti ChatGPT dan alat AI generatif lainnya bisa dimanfaatkan untuk mengoptimalkan produktivitas. Lazimnya, pengguna mengajukan pertanyaan atau memberikan tugas ke ChatGPT, dan akan muncul jawaban dalam waktu singkat.
Informasi yang didapat bisa digunakan sebagai bahan tulisan, data pendukung, serta beragam hal lain untuk tugas harian. Akan tetapi, ada seni khusus supaya jawaban yang didapat akurat dan bisa digunakan secara efektif, dikutip dari laman ZDNET, Jumat (11/8/2023).
1. Minta format keluaran yang spesifik
Ketika memberi tugas kepada ChatGPT, beri tahu kepada mesin bagaimana format balasan spesifik yang diinginkan. Contohnya, "Apa jalan raya terpanjang di Amerika Serikat? Tuliskan hanya empat hasil teratas dan tampilkan dalam bentuk daftar/tabel."
2. Permintaan format dalam HTML
Meminta format hasil dalam HTML akan mempermudah pengguna yang ingin meneruskan jawaban ChatGPT untuk ditampilkan ke peramban internet. Menariknya, AI bisa menampilkan informasi menggunakan sejumlah gaya HTML berbeda yang disukai.
3. Ulangi beberapa kali
Jika bekerja dengan AI, jangan heran jika butuh mengulang instruksi beberapa kali hingga mencapai hasil yang benar-benar diinginkan atau terus disempurnakan. Semisal, meminta AI membuat hasil data di tabel kolom menjadi sejajar, mengubah warna huruf pada judul, atau mengubah huruf kapital.
4. Jangan ragu memakai rangkaian prompt
Dalam pemakaian ChatGPT, ada istilah bernama prompt, yakni sebuah teks khusus yang diberikan oleh para pengguna untuk memulai percakapan dengan program. Jangan ragu memakai rangkaian prompt untuk mendapatkan jawaban yang sesuai, atau bahkan prompt yang spesifik dan panjang.
5. Ketahui batasan AI
AI memiliki batasan merespons untuk sejumlah jawaban. Dengan mengetahui hal ini, pengguna bisa memodifikasi pertanyaan dengan gaya yang lebih terbuka. Misalnya, prompt. "Berikan ringkasan peristiwa penting dalam Perang Dunia II seperti yang dilaporkan oleh surat kabar utama saat itu" cenderung tidak berhasil, karena ada keterbatasan data.
Sebagai gantinya, pengguna bisa meminta ringkasan peristiwa penting dalam Perang Dunia II dari hasil penelusuran apa pun dari "beberapa tahun terakhir". Atau, membuat rentang waktu spesifik. Misalnya, meminta daftar misi luar angkasa utama yang digagas oleh NASA antara tahun 2010 dan 2020.
Jangan pula langsung memakai mentah-mentah jawaban dari AI, sebab terkadang AI mengalami apa yang disebut "momen halusinasi". Sebagai contoh, ada jawaban AI yang menyebut Rusia sebagai sebuah benua. Tentunya, hasil yang didapat juga perlu dicek kebenarannya.
6. Sebutkan jumlah kata, kalimat, karakter
Tips efektif lain "berbicara" dengan AI adalah melakukannya semendetail mungkin. Banyak pengguna mendapati ChatGPT cenderung tidak akurat dalam hal jumlah kata. Jika pengguna menyuruhnya membatasi jawaban hingga 50 kata, terkadang malah lebih panjang atau lebih pendek.
Itu karena model bahasa bekerja dalam token (representasi data) yang tidak secara langsung berhubungan dengan kata-kata individual. Sebagai solusinya, cobalah berbagai istilah sampai menemukan hasil yang paling cocok untuk, termasuk jumlah kata, kalimat, atau karakter.
7. Beri AI kesempatan untuk mengevaluasi jawaban
Karena ada kemungkinan AI "berhalusinasi" dan memberikan jawaban yang sangat salah, beri kesempatan bagi AI untuk mengevaluasi jawaban. Jika AI tidak memberikan jawaban yang benar untuk pertama kalinya, minta saja untuk mengulangi langkah-langkahnya sampai benar.
Inilah yang oleh pakar AI disebut "memberikannya waktu untuk bernapas". Daripada terburu-buru menggunakan jawaban pertamanya, pendekatan ini memberi AI waktu untuk mempertimbangkan apakah jawabannya benar. Terkadang, AI butuh sampai enam kali percobaan untuk memberi hasil yang tepat.