REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Laporan keuangan perusahaan tentu menjadi bagian terpenting dalam sebuah bisnis. Namun pekerjaan divisi finansial sering kali memakan waktu lama dalam menelusuri data transaksi keuangan.
Jibrilia Alamsjah, Co-Founder dan Strategic Advisor Bunker mengatakan umumnya data keuangan hanya dilihat selama beberapa bulan atau bahkan satu tahun sekali. Hal itu pun biasanya dilakukan untuk membuat laporan pajak.
“Bahkan biasanya mepet sebelum lapor di bulan April. Itu kebiasaan yang harus diperbaiki, jangan sebulan apalagi setahun sekali, sedangkan transaksi keuangan itu setiap hari,” kata Jibrilia dalam peluncuran Bunker di Jakarta.
Jibrilia mengatakan bahwa hal yang seharusnya diperhatikan secara detail, malah kerap dilakukan maksimal satu bulan sekali. Bagian finansial perlu mengatasi hal yang sebenarnya penting untuk perusahaan dengan alat yang tepat.
Dia mencontohkan seluruh transaksi detail, seperti parkir, biaya transportasi, dapat dideteksi dengan mudah. Jadi perangkat lunak Bunker dapat mendukung kesadaran dalam pengeluaran finansial perusahaan.
Pada akhirnya, bukan hanya bisa membantu memperlancar arus keuangan (cashflow) perusahaan, tetapi juga mengoptimalkan pertumbuhan bisnis. Penggunaan Bunker bisa mendorong kesadaran dalam pengelolaan keuangan.
“Karena kalau sedikit-sedikit tapi kalau dikumpulkan jadi banyak. Contoh kecil saja manajer kantor kita minggu ini mendeteksi ada subscription yang masih jalan padahal aplikasi sudah tidak dipakai, bayangkan kalau ada karyawan masih langganan,” lanjut dia.
Bunker bisa dimanfaatkan oleh berbagai jenis industri. Selama perusahaan memiliki laporan keuangan, maka bisa menggunakan Bunker.
Riset insight impact 2019 menunjukkan bahwa analisa yang dilakukam direktur manajemen menghasilkan 120 persen lebih baik untuk profit performa itu sendiri. Hal ini katema mereka yang paling tahu arus keuangan, masuk, keluar, perlu kapan. Mereka adalah pusat dari finansial itu sendiri. Terlebih lagi, jika aktivitas analisa keuangan ini dibantu dengan alat yang tepat, akan semakin memudahkan proses pertumbuhan bisnis.
“Alat ini belum ada untuk eksekutif di Indonesia, dan bisa mudah dimengerti, baik oleh level CEO, CFO, marketing, operasi, sales, semuanya bisa mengerti dengan sangat mudah,” kata Shivom Sinha, CEO dan Co-Founder, Bunker.