REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Twitter menggagas aturan baru untuk para "pengguna biasa", alias akun tidak terverifikasi yang tak berlangganan Twitter Blue. Regulasi yang akan segera diterapkan itu membatasi jumlah pesan langsung alias DM harian yang dapat dikirim oleh akun yang tidak diverifikasi.
Dikutip dari laman Engadget, Senin (24/7/2023), Twitter mengambil langkah tersebut dalam upaya mengurangi spam DM, yang baru-baru ini meningkat tajam. Informasi mengenai aturan itu telah disebarluaskan lewat cicitan di platform Twitter.
"Kami akan segera menerapkan beberapa perubahan dalam upaya kami untuk mengurangi spam di Direct Message. Akun yang belum diverifikasi akan memiliki batasan harian pada jumlah DM yang dapat mereka kirim," demikian keterangan yang diunggah @TwitterSupport, Sabtu (22/7/2023).
Sebelumnya, pada 14 Juli silam, situs web menambahkan pengaturan pesan baru yang mengatur pengiriman DM dari akun yang diikuti akan diarahkan ke kotak masuk utama. Sementara, DM dari pengguna terverifikasi yang tidak diikuti dikategorikan ke kotak masuk permintaan pesan.
Twitter mencatat ada pengurangan pesan spam sebesar 70 persen sepekan setelah pengaturan 14 Juli tersebut. Sebelumnya, situs web membatasi kemampuan untuk mengirim DM ke orang yang tidak mengikuti mereka, hanya untuk pelanggan Blue.
Meski Twitter mengatakan perubahan pembatasan jumlah DM yang akan datang dimaksudkan untuk mengurangi spam, itu tetap dinilai sebagai langkah yang tidak terlalu halus untuk mendorong pengguna berlangganan Twitter Blue. Pengumuman tentang hal itu pun secara eksplisit menyebutkan "segeralah berlangganan hari ini untuk bisa mengirim lebih banyak pesan", serta mencantumkan tautan berlangganan.
Selain jumlah DM, Twitter juga sebelumnya telah membatasi jumlah cicitan yang dapat dilihat pengguna dalam sehari. Pemilik akun biasa alias yang tidak diverifikasi dibatasi hanya bisa menggulir cicitan akun lain hingga 600 postingan.
Dampak dari semua aturan yang kurang bisa diterima secara meluas itu segera terlihat. Bulan ini, bos Twitter Elon Musk membuat cicitan bahwa perusahaannya menghadapi arus kas negatif karena pendapatan iklannya turun hingga 50 persen. Tidak heran jika Twitter berusaha keras untuk mendapat penghasilan dari program berlangganan.