Ahad 16 Jul 2023 20:18 WIB

Para Ilmuwan Sebut Bom Nuklir Picu Zaman Geologis Baru di 1950-an

Pengujian senjata nuklir pada 1950-an dinilai jadi awal dari zaman geologis baru.

Rep: Noer Qomariah Kusumawardhani/ Red: Nora Azizah
Pengujian senjata nuklir pada 1950-an dan awal 1960-an meninggalkan tanda pertama yang jelas dan tidak terhapuskan dari aktivitas manusia yang luar biasa di Bumi (Foto: ilustrasi nuklir)
Foto: EPA-EFE/KCNA
Pengujian senjata nuklir pada 1950-an dan awal 1960-an meninggalkan tanda pertama yang jelas dan tidak terhapuskan dari aktivitas manusia yang luar biasa di Bumi (Foto: ilustrasi nuklir)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengujian senjata nuklir pada 1950-an dan awal 1960-an meninggalkan tanda pertama yang jelas dan tidak terhapuskan dari aktivitas manusia yang luar biasa di Bumi. Ahli geologi mengatakan peristiwa ini mungkin menandakan awal dari zaman geologis baru yang dikenal sebagai Antroposen.

Dilansir dari Live Science, Ahad (16/7/2023), curahan radioaktif dari tes ini turun dari atmosfer dan terperangkap di Bumi sebagai lapisan sedimen yang kaya akan bentuk radioaktif plutonium, yang disebut plutonium-239. Para ilmuwan berpendapat bahwa selimut sedimen kaya plutonium-239 di dasar sebuah danau kecil di Kanada menyajikan catatan nyata paling awal dari aktivitas manusia yang mengubah keseimbangan sistem alam, itulah sebabnya mereka menamakan zaman baru yang potensial ini "anthro" setelah manusia.

Baca Juga

Colin Waters, seorang profesor kehormatan di University of Leicester di Inggris Raya (UK) dan ketua Anthropocene Working Group (AWG), mengatakan, kehadiran tanda plutonium adalah alat sederhana untuk memungkinkan kita menentukan batas itu. Waters membicarakannya dalam sebuah presentasi yang diselenggarakan oleh Science Media Center milik Jerman.

“Karena ledakan nuklir di atas tanah pengujian yang berlangsung pada 1950-an ada batas geokimia yang sangat tepat yang ada di seluruh planet, di semua lingkungan, yang terkait dengan permulaan ledakan tersebut,” ujar Waters.

Para peneliti pertama kali mengusulkan zaman geologis baru pada awal 2000-an, setelah ahli meteorologi Belanda Paul Crutzen, yang dianugerahi Hadiah Nobel Kimia pada 1995, menciptakan istilah "Antroposen". Era ini menandai titik di mana manusia menjadi pengaruh dominan terhadap iklim dan lingkungan global.

Crutzen menetapkan batas selama Revolusi Industri dan berpendapat bahwa desain mesin uap James Watt pada 1784 menandai titik balik. Tapi titik awal Crutzen untuk Antroposen tidak terlihat di luar Eropa, yang merupakan pusat industrialisasi di abad ke-18.

“Di belahan Bumi Selatan tidak ada efek; sedimen tidak menunjukkan efek signifikan apa pun dari Revolusi Industri,” ujar Waters.

Sementara batas baru yang diusulkan terlihat dalam sedimen di seluruh dunia, ahli geologi dengan AWG memilih danau Crawford di Ontario untuk menunjuk akhir zaman sebelumnya, Holosen, dan awal Antroposen.

Di sisi lain, Francine McCarthy, seorang profesor ilmu bumi di Brock University di Kanada dan anggota pemungutan suara AWG, dalam presentasi tersebut mengungkapkan danau Crawford terbentuk 10 ribu tahun yang lalu ketika sebuah gua batu kapur runtuh ke saluran air bawah tanah, membentuk lubang pembuangan yang dalam.

Bentuk ini mencegah air permukaan bercampur dengan lapisan bawah, yang berarti danau bertindak sebagai corong bagi partikel yang turun melalui kolom air. Pada bulan-bulan musim panas yang hangat, partikel kalsit dari batuan kapur mengkristal dan jatuh ke dasar danau, di mana mereka membentuk lapisan putih yang berisi informasi tentang kondisi atmosfer dan hidrosfer pada tahun tersebut.

“Lapisan putih itulah yang dapat kami hitung dan kami dapat mengidentifikasi dengan tepat setiap tahun yang kami lihat,” kata McCarthy.

"Catatan di danau Crawford menunjukkan tahun 1950 adalah titik ketika manusia mengalahkan sistem Bumi, mendorong era yang berbeda secara geologis dari sebelumnya," ujar McCarthy menambahkan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement