Jumat 07 Jul 2023 17:07 WIB

Threads Kian Dilirik, Apa yang Sama dan Beda dengan Twitter?

Threads adalah tiruan dari Twitter yang dibuat oleh Meta.

Rep: Shelbi Asrianti/ Red: Natalia Endah Hapsari
Penampilan Threads, pesaing Twitter buatan Meta
Foto: The Verge
Penampilan Threads, pesaing Twitter buatan Meta

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Threads sekarang sudah menjadi ancaman langsung untuk Twitter. Dengan lebih dari dua juta pendaftar pada dua jam pertama perilisannya, sepertinya jejaring sosial terbaru besutan Meta itu berpotensi menjadi media sosial baru yang diandalkan.

Bagi yang belum paham, Threads adalah "tiruan" dari Twitter yang dibuat oleh Meta (perusahaan di balik hadirnya Facebook, Instagram, dan WhatsApp). Kehadirannya memang digunakan untuk menyaingi Twitter, aplikasi microblogging terkenal yang kini dimiliki Elon Musk.

Baca Juga

Threads memungkinkan pengguna untuk melakukan sebagian besar hal yang selama ini bisa dilakukan di Twitter. Pada dasarnya, mengunggah status yang dapat dilihat oleh pengikut dan pengguna umum lainnya (jika profil bersifat publik).

Status yang dibuat bisa ditanggapi, diunggah ulang, atau dikutip dalam unggahan baru. Untuk masuk ke Threads, pengguna harus sudah memiliki akun Instagram, yang bakal menghubungkan untuk masuk ke aplikasi itu. Kemudian, ada opsi untuk melanjutkan.

Pengguna dapat memutuskan, hendak mengikuti akun yang sama yang telah diikuti di Instagram atau tidak. Profil dapat diatur menjadi "publik" atau "privat", guna mengontrol siapa yang dapat melihat postingan. Namun, pengguna di bawah usia 16 tahun (atau di bawah 18 tahun di negara tertentu) akan dialihkan menjadi profil privat saat bergabung.

Status yang dibuat di Threads memiliki batas 500 kata, dan ada semua fungsi dasar yang mirip dengan Twitter. Berikut adalah perbedaan dan persamaan lain yang sejauh ini terlihat antara Threads dan Twitter, dikutip dari laman Mashable SEA, Jumat (7/7/2023).

 

- Halaman beranda membingungkan

Perbedaan pertamanya adalah Threads tidak membagi halaman utama menjadi dua segmen terpisah seperti di Twitter. Bagian untuk akun yang diikuti dan bagian lain untuk profil yang disarankan menyatu dan tampak masih kacau dan berantakan.

 

- Tak ada kata kunci di fitur pencarian

Pengguna Threads belum bisa melakukan filter pencarian dengan memakai kata kunci, profil, atau tren. Di Threads, seseorang hanya dapat mencari profil pengguna lain. Ini diharapkan diperbaiki seiring perkembangan platform.

 

- Belum ada versi desktop

Situs web resmi Threads hanya mengungkapkan kode QR yang mengarahkan calon pengguna ke halaman unduhan untuk aplikasi di App Store atau Google Play store. Belum ada versi desktop yang bisa digunakan.

 

- Tidak dapat mengubah nama akun

Saat ini, Threads masih "memaksa" pengguna menautkan nama tampilan di profil Threads dengan yang ada di Instagram. Seperti di Instagram, nama tampilan Threads tidak ditampilkan di postingan yang dibuat.

 

- Belum ada fitur seperti Spaces

Fitur Spaces di Twitter adalah salah satu alasan utama di balik runtuhnya Clubhouse. Akan tetapi, untuk saat ini, varian fitur ruang obrolan yang berpusat pada suara belum tersedia di Threads. Ada juga fitur pokok di Twitter yang belum masuk ke aplikasi, seperti jajak pendapat.

 

- Persamaan bisa blokir kata tertentu

Ada pun hal yang sama antara Threads dan Twitter yakni pengguna dapat memblokir kata-kata tertentu di feed. Seperti di Twitter, fungsi ini akan berguna bagi mereka yang ingin menghindari kata kunci tertentu. Misalnya, spoiler film.

 

- Persamaan mendasar lain

Seperti di Twitter, ada opsi untuk membatasi interaksi status. Pengguna bisa memilih untuk mengizinkan status bisa ditanggapi oleh orang yang diikuti saja, orang yang disebutkan di status, atau membiarkan konten tersedia untuk berinteraksi dengan semua orang.

Saat ini, Threads seolah merupakan jejaring sosial yang masih bayi. Pengalaman yang ditawarkan terasa cukup mentah, baik dalam arti yang baik maupun yang buruk. Banyak pengguna berharap deretan fitur berguna lain segera dihadirkan.

Di satu sisi, ada beberapa akun yang memperlakukan platform ini sebagai tempat baru untuk membuat postingan bergaya LinkedIn. Ada juga yang malah sudah menyebarkan shitpost dan meme.

Performa Threads dalam beberapa bulan ke depan masih perlu dikritisi, jika memang masih bertahan. Menilik seberapa cepat pengguna berbondong-bondong menggunakan Threads, perlu dilihat juga seberapa besar imbasnya bagi Twitter.

Jangan lupa follow akun Threads Republika https://www.threads.net/@republikaonline

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement