REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- AI chatbot akan melakukan debut sebagai "tenaga pengajar" dalam sebuah mata kuliah populer di Harvard University, yakni Introduction to Computer Science (CS50). AI chatbot dijadwalkan akan mulai terlibat dalam kegiatan belajar-mengajar di kelas CS50 pada musim gugur ini.
Dosen pengampu CS50, Prof David Malan, menyebut AI chatbot yang mereka gunakan dalam kelas CS50 sebagai CS50 Bot. Nantinya, CS50 Bot akan berperan aktif dalam merespons beragam pertanyaan yang diajukan oleh para mahasiswa.
Kehadiran CS50 Bot diharapkan dapat menjadi sosok "dosen" yang lebih mudah diakses atau dihubungi. Dengan begitu, rasio perbandingan antara dosen dan mahasiswa di dalam kelas bisa menjadi 1:1.
"Melalui AI, kami akhirnya bisa mencapai rasio perbandingan dosen:mahasiswa menjadi 1:1 untuk semua mahasiswa dalam kelas CS50," jelas Prof Malan kepada surat kabar The Harvard Crimson, seperti dikutip dari Fox News pada Kamis (6/7/2023).
CS50 Bot akan menunjang proses pembelajaran para mahasiswa yang mengambil kelas CS50 selama 24 jam per hari atau sepanjang waktu. CS50 Bot juga dapat mendukung proses pembelajaran para mahasiswa sesuai dengan kecepatan dan gaya belajar yang paling cocok dengan masing-masing mahasiswa.
Sebagai contoh, CS50 Bot dapat membantu para mahasiswa menemukan bug di coding yang mereka buat. CS50 juga bisa memberikan penjelasan kepada para mahasiswa bila ada kode yang keliru atau tidak familier. Tak hanya itu, CS50 mampu menjawab beragam pertanyaan individu yang diajukan oleh para mahasiswa dalam kelas CS50.
"(CS50 Bot) merupakan evolusi dari tradisi," kata Prof Malan.
Di sisi lain, Prof Malan juga memasang ekspektasi yang realistis terkait CS50 Bot. Menurut Prof Malan, CS50 Bot versi awal mungkin akan menunjukkan performa yang kurang optimal di beberapa situasi atau sesekali memberikan jawaban yang kurang tepat kepada mahasiswa.
"Kami menjelaskan kepada para mahasiswa bahwa mereka tetap harus berpikir secara kritis ketika memperoleh informasi dari sebuah masukan, baik itu (masukan) yang diberikan manusia maupun perangkat lunak," ungkap Prof Malan.