REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA---Masyarakat Uni Eropa (UE) tampaknya harus menunggu lebih lama untuk merasakan chatbot kecerdasan buatan (AI) generatif milik Google bernama Bard. Pengawas utama data di UE, Komisi Perlindungan Data Irlandia (IDPC), telah memaksa Google untuk menunda peluncuran Bard di wilayah tersebut.
Seharusnya, Bard dijadwalkan akan dirilis pada pekan ini. Namun, karena sejumlah hal, peluncuran Bard terpaksa ditunda. “Saat ini komisi belum menerima pengarahan privasi yang detail, penilaian dampak data, atau info pendukung,” kata Wakil Komisaris IDPC Graham Doyle, dilansir Engadget, Jumat (16/6/2023).
Menurut dia, komisi masih melakukan pemeriksaan terhadap Bard. Pemeriksaan tersebut masih belum diketahui kapan akhir berakhir. Yang jelas, komisi berencana untuk berbagi informasi dengan regulator data UE lain secepat mungkin.
Dalam sebuah pernyataan kepada Politico, juru bicara Google mengatakan perusahaan berjanji untuk memperluas akses Bard secara bertanggung jawab setelah mendiskusikan upayanya dengan para ahli dan pemerintah. Ini termasuk berbicara dengan pelanggan tetap privasi untuk menjawab pertanyaan mereka dan mendengar umpan balik.
Google mulai memperluas akses ke Bard pada bulan Maret ketika memungkinkan calon pengguna mendaftar daftar tunggu. Pada bulan Mei Google memperluas ketersediaan ke 180 negara dan wilayah lainnya.
Raksasa teknologi itu menjauh dari UE, tempat Peraturan Perlindungan Data Umum (GDPR) menetapkan persyaratan ketat tentang cara pengumpulan dan pembagian data pribadi. Di saat yang sama, pengembang AI lainnya telah menghadapi pengawasan yang lebih ketat.
Jerman, Italia, dan Spanyol saat ini sedang menyelidiki ChatGPT OpenAI bersama Dewan Perlindungan Data Eropa. Untuk sementara waktu, Italia melarang alat tersebut karena khawatir chatbot dan metode pelatihannya mungkin melanggar ketentutan GDPR. Penundaan untuk Bard secara teoritis meminimalkan kemungkinan konflik serupa untuk Google.