REPUBLIKA.CO.ID, DEPOK — Emisi karbon dari kendaraan bermotor dapat berdampak pada peningkatan gas rumah kaca. Kendaraan listrik dapat menjadi moda transportasi alternatif untuk mengurangi emisi karbon.
Ady Muzadi, Country Head Beam Mobility Indonesia saat ini Beam Rover sudah hadir di beberapa kota, seperti Bogor, Semarang, Tangerang, PIK. Sebagian besar targetnya adalah perkantoran sebagai moda transportasi alternatif dan juga mempercepat target nol emisi karbon. “100 persen aman gak nyetrum. Sensasinya beda sama sepeda listrik biasa,” kata Ady dalam peluncuran kerjasama dengan Universitas Indonesia (UI), Rabu (31/5/2023).
Beam Rover memiliki fitur keamanan dan teknologi pendukung akselerasi, seperti Geofencing. Fitur ini berfungsi sebagai pengontrol untuk mengatur kecepatan sepeda. Lewat fitur ini membuat sistem jadi terpusat dan mudah untuk mengatur kecepatan, baik minimim atau maksimum. Di tempat yang lebih ramai, misalnya, bisa diatur untuk angka kilometer per jam.
Terdapat kontrol tim di lapangan dan asuransi penggun. Ada banyak sekali imbauan terkait berkendara dengan Beam Rover. Hal itu seperti batasan usia, fokus berkendara, tidak di bawah pengaruh alkohol dan lainnya. “Kalau klaim asuransi pengguna memenuhi syarat kita bertanggung jawab 100 persen, kalau pelanggaran di luar kontrol kita,” lanjut dia.
Beam Rover memiliki batas kecepatan maksimal 25 kilometer per jam yang dilengkapi dengan baterai cadangan dan fitur teknologi Internet of Thing (IoT). Kondisi kendaraan dapat dimonitor secara real-time melalui aktivasi geofencing sehingga jika terjadi permasalahan seperti diperlukan penggantian baterai, dapat terdeteksi secara otomatis.
Pengguna juga tidak perlu khawatir mengenai keamanan armada Beam karena sistem keamanan terus ditingkatkan. Pihak Beam Mobility membentuk BEAM Rapid Response Ranger sebagai tim yang secara khusus membantu pengguna mengoperasikan armada.
Ikuti Whatsapp Channel Republika
