Ahad 28 May 2023 09:31 WIB

Setelah 12 Tahun Lumpuh, Pria Ini Bisa Berjalan Berkat AI

Dengan AI, pria berusia 40 tahun itu mendapatkan kembali kendali atas tubuhnya.

Rep: Shelbi Asrianti/ Red: Natalia Endah Hapsari
Ledakan inovasi kecerdasan buatan (AI) diprediksi bisa merevolusi perawatan kesehatan. Salah satunya terlihat dari kesuksesan AI rancangan tim ilmuwan dari Prancis dan Swiss yang membantu seorang pria lumpuh untuk kembali berjalan./ilustrasi
Foto: UNM
Ledakan inovasi kecerdasan buatan (AI) diprediksi bisa merevolusi perawatan kesehatan. Salah satunya terlihat dari kesuksesan AI rancangan tim ilmuwan dari Prancis dan Swiss yang membantu seorang pria lumpuh untuk kembali berjalan./ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ledakan inovasi kecerdasan buatan (AI) diprediksi bisa merevolusi perawatan kesehatan. Salah satunya terlihat dari kesuksesan AI rancangan tim ilmuwan dari Prancis dan Swiss yang membantu seorang pria lumpuh untuk kembali berjalan.

Dikutip dari laman Indian Express, Ahad (28/5/2023), pria itu adalah Gert-Jan Oskam, yang lumpuh dari area pinggang ke bawah sejak 2011 akibat kecelakaan sepeda. Dengan AI, Oskam yang kini berusia 40 tahun mendapatkan kembali kendali atas tubuh bagian bawahnya.

Baca Juga

Tim peneliti menemukan cara baru untuk mengembangkan "jembatan digital" yang menghidupkan kembali hubungan antara otak Oskam dan sumsum tulang belakangnya. Jembatan itu melewati semua bagian yang terluka dan membantunya berjalan kembali.

Ahli saraf dalam tim peneliti, Gregoire Courtine, menjelaskan bahwa jembatan digital itu bekerja dengan cara memulihkan komunikasi serta mengubah pikiran menjadi tindakan. Itu dilakukan dengan implan di wilayah otak yang biasanya mengontrol otot-otot kaki.

Implan menangkap pikiran individu dan mengubahnya menjadi aktivasi listrik di sumsum tulang belakang untuk mengaktifkan otot-otot kaki, cara orang biasa bergerak untuk berjalan. "Intinya, Oskam seperti cyborg dengan jaringan implan untuk memperbaiki sistem saraf pusat," ujar Courtine mengibaratkan, dalam sebuah wawancara.

Para ilmuwan mengatakan bahwa tujuan akhir mereka adalah untuk meningkatkan kualitas hidup Oskam. Mereka mengatakan bahwa untuk saat ini, Oskam memang belum sepenuhnya bisa berjalan seperti sedia kala. Namun, ini adalah pertama kalinya dalam sejarah umat manusia bahwa dua wilayah sistem saraf pusat dihubungkan kembali setelah terpisah akibat cedera tulang belakang.

Hasil dari penelitian itu telah diterbitkan di jurnal Nature. Dengan memakai teknologi antarmuka otak-sumsum tulang belakang (BSI), Oskam bisa memiliki kontrol alami atas gerakan kakinya untuk berdiri, berjalan, menaiki tangga, dan melintasi medan yang rumit.

Selain itu, neurorehabilitasi yang didukung oleh AI meningkatkan pemulihan neurologis. Oskam endapatkan kembali kemampuan untuk berjalan dengan kruk di atas tanah bahkan saat BSI dimatikan. "Jembatan digital ini membentuk kerangka kerja untuk memulihkan kontrol gerakan alami setelah kelumpuhan," kata peneliti dalam studinya.

Perkembangan tersebut tentunya memunculkan optimisme bagi banyak orang dan industri perawatan kesehatan di seluruh dunia. Namun, para peneliti mengatakan bahwa mungkin diperlukan waktu beberapa tahun agar teknologi tersebut dapat diakses secara luas.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement