Rabu 24 May 2023 20:47 WIB

Adobe Hadirkan Fitur AI ke Photoshop, Seperti Apa?

Fitur baru Adobe tersebut disebut "Generative Fill".

Rep: Santi Sopia/ Red: Natalia Endah Hapsari
Adobe Inc mengumumkan sedang menambahkan teknologi kecerdasan buatan (AI) untuk menghasilkan gambar ke dalam Photoshop, perangkat lunak edit foto andalannya.
Adobe Inc mengumumkan sedang menambahkan teknologi kecerdasan buatan (AI) untuk menghasilkan gambar ke dalam Photoshop, perangkat lunak edit foto andalannya.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA---Adobe Inc mengumumkan sedang menambahkan teknologi kecerdasan buatan (AI) untuk menghasilkan gambar ke dalam Photoshop, perangkat lunak edit foto andalannya.

Perusahaan yang berbasis di San Jose, California tersebut mengatakan ini adalah awal dari dorongan besar untuk menambahkan teknologi AI ke rangkaian programnya yang ditujukan untuk para profesional kreatif.

Baca Juga

Sementara program seperti Dall-E OpenAI telah mengakomodasi imajinasi publik dengan mengubah perintah teks menjadi gambar, program tersebut belum banyak digunakan oleh perusahaan besar. Hal itu karena pertanyaan hukum seputar data yang digunakan untuk mengembangkan sistem.

Adobe telah berusaha untuk mengatasi masalah tersebut dengan sistem teknologi inti yang disebutnya Firefly, yang secara khusus dibuat dengan data gambar yang sah untuk digunakan. Menurut Adobe, itu dapat digunakan dalam pengaturan komersial.

Adobe telah menguji sistem selama sekitar enam pekan di situs web mandiri dan akhirnya mengatakan akan menambahkan fitur berdasarkan itu ke Photoshop, sebagai produk perusahaan yang paling terkenal.

Satu fitur baru itu disebut "Generative Fill" dan memungkinkan pengguna memperluas gambar asli yang dipotong terlalu dekat dengan konten yang dihasilkan komputer, atau menambahkan fitur berdasarkan deskripsi teks.

Misalnya, fitur tersebut, dapat membuat pengguna mengambil gambar satu bunga dan mengubahnya menjadi ladang bunga dengan pegunungan di belakangnya.

Ely Greenfield, chief technology officer untuk media digital di Adobe, mengatakan bahwa tujuan fitur ini bukan untuk menggantikan seniman grafis, tetapi guna mempercepat mereka membuat gambar baru dari berbagai ide. Di masa lalu, orang harus menghabiskan waktu berjam-jam mencari arsip foto dan menyatukan potongan-potongan gambar yang ada. “Ini secara dramatis mempercepat pekerjaan produksi itu,” kata Greenfield,” dikutip dari Indian Express, Rabu (24/5/2023). 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement