REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Setelah membeli Twitter akhir tahun lalu, Elon Musk telah melakukan efisiensi anggaran dengan melakukan PHK terhadap ribuan karyawan. Musk juga mengungkap bahwa kini Twitter mempekerjakan sekitar 1.500 karyawan, dari semula 8.500 karyawan.
Dalam sebuah wawancara dengan Fox News, Musk mengungkap bagaimana rasanya menjalankan sebuah raksasa platform media sosial dengan hanya 1.500 karyawan. Rupanya, menurut pengakuan Musk, efisiensi karyawan yang dia lakukan sudah tepat.
“Ternyata Anda tidak membutuhkan banyak orang untuk menjalankan Twitter. Jika Anda tidak mencoba menjalankan semacam organisasi aktivis yang diagung-agungkan dan Anda tidak terlalu peduli dengan urusan sensor, maka Anda bisa melepaskan banyak orang,” kata Musk seperti dilansir dari India Today, Kamis (20/4/2023).
Ketika ditanya apakah CEO lain telah menerima saran untuk melakukan perampingan tenaga kerja, khususnya ketika perusahaan teknologi melakukan PHK massal dan di tengah kondisi ekonomi makro yang buruk, Musk mengatakan bahwa dia menghabiskan sebagian besar waktunya di tempat kerja dan tidak berinteraksi dengan CEO lain.
Dia kembali membenarkan keputusan PHK massal Twitter dengan mengatakan bahwa perusahaan di bawah manajemen sebelumnya tidak menciptakan produk baru.
“Butuh satu tahun untuk menambahkan tombol edit yang tidak berfungsi sejak lama. Ini situasi yang lucu. Anda tidak sedang membuat mobil, tapi bagaimana hal ini bisa menjadi sangat berlebihan, ini gila,” kata dia.
Saat ini, Twitter sebagian besar terdiri dari karyawan di divisi produk dan teknik. Perusahaan telah memecat para pekerja di tim SDM dan hubungan masyarakat.
Sejak pengambilalihannya pada akhir November tahun lalu, Musk telah berulang kali menyatakan bahwa ia ingin Twitter menjadi platform untuk kebebasan berbicara dan keadilan. Musk memperkenalkan kembali langganan Twitter Blue dengan fitur utama. Pengguna yang berlangganan langganan Twitter Blue akan diverifikasi secara otomatis, yang bisa menjadi game changer setelah lencana biru lama dihapus mulai 20 April.
Namun, Musk masih berjuang untuk meningkatkan pendapatan perusahaan. Dalam sebuah wawancara terpisah, dia mengungkapkan bahwa perusahaan kehilangan beberapa pengiklan setelah diakuisisi. Wall Street Journal melaporkan tahun lalu bahwa pendapatan Twitter turun sekitar 40 persen dari tahun ke tahun pada Desember 2022.