REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – OpenAI mengumumkan program bug bounty guna menjamin keamanan bagi para penggunanya. Sebagai apresiasi, OpenAI juga akan memberikan hadiah sebesar 200 hingga 20 ribu dolar AS (sekitar Rp 2,9 juta-296 juta) bagi mereka yang menemukan bug di dalam ChatGPT, plugin OpenAI, API OpenAI, dan layanan terkait lainnya.
“Kami mengundang Anda untuk melaporkan kerentanan, bug, atau kelemahan keamanan yang Anda temukan di sistem kami. Dengan melaporkan temuan Anda, Anda akan memainkan peran penting dalam membuat teknologi kami lebih aman bagi semua orang,” kata OpenAI dalam sebuah pengumuman seperti dilansir dari Mashable SEA, Kamis (13/4/2023).
Peluncuran program bug bounty oleh OpenAI dilakukan setelah terjadinya pelanggaran data dan meningkatnya kekhawatiran akan risiko privasi. Beberapa minggu yang lalu, sebuah bug berhasil membocorkan obrolan pengguna, judul obrolan, dan informasi pembayaran dari pengguna ChatGPT Plus.
OpenAI juga telah berada di bawah pengawasan ketat atas cara mereka melindungi data pengguna, terutama yang menyangkut anak di bawah umur. ChatGPT dilarang di Italia karena alasan ini.
Masalah-masalah tersebut, ditambah surat terbuka yang ditandatangani oleh Steve "Woz" Wozniak dan Elon Musk yang menyerukan jeda enam bulan pada sistem AI, tampaknya telah mendorong OpenAI untuk secara terbuka menegaskan komitmennya terhadap keamanan.
Program bug bounty dikelola oleh Bugcrowd yang akan meninjau fungsionalitas tertentu dari ChatGPT. Sementara itu, nominal hadiah akan didasarkan pada tingkat keparahan bug. Tetapi jangan terlalu bersemangat dulu. Ada panduan dan aturan keterlibatan yang panjang untuk yang tidak akan diberi hadiah.
Masalah keselamatan yang berada di luar lingkup program ini, terdiri atas jailbreak atau safety bypass, membuat model mengatakan hal-hal buruk, membuat model memberitahu cara melakukan hal-hal buruk, dan menginstruksikan model untuk menulis kode berbahaya.