REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA---Miliarder Amerika Serikat (AS) Elon Musk adalah donatur utama pendanaan awal OpenAI, sebuah perusahaan riset kecerdasan buatan nirlaba, bersama penggalangan dana Silicon Valley lainnya pada 2015. Musk duduk di dewan direksi dan bahkan berbagi kursi kepresidenannya dengan Sam Altman.
Namun pada 2018, pria kelahiran 1971 itu meninggalkan tim di tengah ketegangan seputar kepemimpinan perusahaan. Menurut sumber anonim yang dikutip oleh Semafor, Musk tidak lagi percaya pada masa depan OpenAI dan percaya bahwa perusahaan telah tertinggal terlalu jauh di belakang kemajuan luar biasa Google dalam AI.
Musk punya solusi siap pakai untuk memperbaiki hal tersebut. Dilansir dari Gizchina, Rabu (29/3/2023), dia ingin berencana untuk menjadi satu-satunya bos.
Altman dan Greg Brockman, juga salah satu pendiri dan sekarang ketua perusahaan, menolak upaya Musk mengambil alih kekuasaan. Miliarder itu kemudian meninggalkan dewan direksi secara resmi karena “konflik kepentingan”.
Kemudian Musk berjanji untuk menyumbangkan satu miliar dolar AS selama beberapa tahun kepada perusahaan. Tapi OpenAI tidak pernah mendapat konfirmasi pembayaran apa pun dari Musk yang diperlukan untuk menutupi biaya besar yang dikenakan oleh pelatihan AI-nya. Menurut surat kabar ekonomi, Musk kekurangan dana.
Hingga akhirnya muncul teknologi “transformator”. Ini adalah teknik pembelajaran mendalam yang revolusioner—dan mahal—yang diperkenalkan oleh Google pada 2017, yang mendorong OpenAI untuk mengubah kredo secara radikal.
Pada tahun 2019, OpenAI meresmikan sebuah perusahaan nirlaba, OpenAI LP. Empat bulan kemudian, pada Juli 2019, OpenAI mengungkapkan “kemitraan eksklusif” dengan Microsoft. Raksasa perangkat lunak ini berinvestasi satu miliar dolar.
Musk masih belum bisa menerima peralihan ini dari struktur nirlaba ke struktur laba. Dia meyakini itu disebabkan oleh kepergiannya.
Dia bahkan memutus akses OpenAI menggunakan data Twitter untuk melatih modelnya. Altman, di sisi lain, sepenuhnya menyangkal tuduhan Musk. “ Kami tidak dikendalikan Microsoft, mereka bahkan tidak memiliki kursi di dewan direksi. Kami adalah perusahaan independen,” katanya.