REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indeks Lalu Lintas TomTom 2022 mengungkap bahwa London, Inggris, merupakan kota paling padat di dunia. Pada jam sibuk, pengemudi di London membutuhkan waktu 42,5 menit berkendara dengan mobil menempuh perjalanan 6,2 mil atau sekitar 10 kilometer.
Dikutip dari laman Daily Mail, Selasa (14/3/2023), sekitar 43 persen dari waktu itu disebabkan kemacetan lalu lintas. Sebagai perbandingan, hanya butuh 32 menit untuk menempuh jarak yang sama di Paris, Prancis, serta 28 menit di Manchester, Inggris, dan 25 menit di Los Angeles, Amerika Serikat.
Laporan Indeks TomTom merinci konsumsi bahan bakar, waktu perjalanan, dan emisi karbon dioksida pengemudi di 50 kota di seluruh dunia. Setelah London, posisi kedua dan ketiga kota terpadat adalah Bukares di Rumania dan Dublin di Irlandia. Pengemudi di kedua kota itu butuh 36 menit untuk menempuh jarak 10 kilometer di jam sibuk.
Ada juga data rata-rata CO2 yang dipancarkan mobil berbahan bakar bensin yang digunakan pekerja di berbagai kota sepanjang 2022. Peringkat teratas juga ditempati London (907 kg), menyusul Paris (837 kg), Brussel (762 kg), Oslo (735 kg), dan Milan (724 kg).
Data pengemudi real-time lima hari sepekan selama setahun penuh dikumpulkan dari 600 juta perangkat aktif, termasuk perangkat navigasi, aplikasi ponsel, dan sistem telematika. Lantas, penghitungannya digabungkan dengan harga bahan bakar di berbagai negara.
Kalkulasi emisi dilakukan dengan memasukkan kecepatan, efisiensi, dan jenis bahan bakar kendaraan ke alat simulasi yang dikembangkan Graz University of Technology. Dalam laporan, London menempati peringkat pertama untuk konsumsi bahan bakar tertinggi per mil pada 2022.
Butuh 1,47 liter bensin atau 1,27 liter solar untuk berkendara sejauh 10 mil (16 km) melintasi kota. Angka tersebut meningkat 2,5 persen dari data 2021. Kondisi demikian diperparah akibat warga yang lebih memilih memakai kendaraan pribadi tanpa adanya layanan kereta api.
Kurangnya pengemudi taksi di London mungkin juga mendorong lebih banyak orang memakai kendaraan pribadinya. Warga London membayar 1,79 poundsterling (setara dengan Rp 33.454) untuk berkendara sejauh 6,2 mil (10 km). Jumlah itu lebih banyak daripada kota lain di dunia.
Tempat termahal berikutnya untuk menempuh jarak ini adalah Kota Athena di Yunani dengan biaya 1,66 poundsterling (Rp 31 ribu) dan Oslo di Norwegia dengan biaya 1,64 poundsterling (Rp 30.600). Sebaliknya, tempat termurah untuk berkendara sejauh 10 km ada di AS, dengan biaya 0,55 poundsterling (Rp 10.286) di Knoxville, Tennessee dan 0,61 poundsterling (Rp 11.416) di Atlanta, Georgia.
Di London, terjadi lonjakan emisi akibat peningkatan konsumsi bahan bakar sebesar 33 persen pada jam sibuk. Pekerja kota yang berkendara 10 km menuju dan kembali dari tempat kerja lima hari sepekan pada 2022 mengeluarkan 272 kg karbon dioksida ekstra jika melakukan perjalanan pada jam sibuk.
Total emisi perjalanan mereka akan mencapai 1.094 kg karbon dioksida jika mengendarai mobil berbahan bakar bensin. Selain itu, TomTom menemukan bahwa konsumsi solar dan bensin per mil yang ditempuh meningkat di 16 dari 25 kota di Inggris Raya pada 2022 dibandingkan pada 2021.
Pakar lalu lintas TomTom, Andy Marchant, menyoroti penyebabnya adalah volume lalu lintas yang bergerak lambat di kota-kota Inggris. Ditambah dengan infrastruktur jalan kuno Inggris, itu memiliki dampak yang signifikan terhadap emisi transportasi.
"Manajemen lalu lintas yang lebih baik berdasarkan intelijen data real-time diperlukan untuk memastikan arus lalu lintas yang layak dan penggunaan infrastruktur kota yang efisien," ungkap Marchant yang menyerukan penerapan transportasi berkelanjutan.