REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Meta Platforms Inc telah mengumumkan akan tetap merilis peranti kecerdasan buatannya (AI). Tindakan tersebut dilakukan meskipun ada klaim model terbarunya telah bocor ke pengguna yang tidak sah.
“Sementara model tidak dapat diakses oleh semua orang dan beberapa telah mencoba menghindari proses persetujuan. Kami yakin strategi rilis saat ini memungkinkan kami untuk menyeimbangkan tanggung jawab dan keterbukaan," kata Meta dalam sebuah pernyataan, dikutip Reuters, Selasa (7/3/2023).
Pemilik Facebook Meta mempertahankan cabang penelitian AI utama dan bulan lalu merilis LLaMA, Meta AI Model Bahasa Besar. Meta mengklaim model tersebut dapat mencapai jenis kemampuan percakapan seperti manusia dari sistem AI yang dirancang oleh pencipta ChatGPT OpenAI dan Alphabet Inc sambil menggunakan daya komputasi yang jauh lebih sedikit.
Tidak seperti beberapa pesaing seperti OpenAI, kelompok riset AI Meta membagikan sebagian besar pekerjaannya secara terbuka. Namun alat AI juga mengandung potensi penyalahgunaan, seperti membuat dan menyebarkan informasi palsu.
Untuk menghindari penyalahgunaan semacam itu, Meta menyediakan alatnya bagi para peneliti dan entitas lain yang berafiliasi dengan pemerintah, masyarakat sipil, dan akademisi di bawah lisensi non-komersial setelah proses pemeriksaan.
Pekan lalu, pengguna di forum online 4Chan mengklaim telah membuat model tersebut tersedia untuk diunduh. Reuters tidak dapat memverifikasi klaim tersebut secara independen.
Dalam pernyataannya, Meta mengatakan rilis LLaMA ditangani dengan cara yang sama seperti model sebelumnya dan tidak berencana untuk mengubah strateginya. “Tujuan Meta untuk berbagi model AI yang canggih dengan anggota komunitas riset untuk membantu kami mengevaluasi dan meningkatkan model tersebut," kata Meta.