REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tim virtual dan augmented reality (AR) perusahaan Meta menyiapkan deretan inovasi baru yang menarik. Muncul bocoran bahwa Meta bakal menghadirkan headset VR dan kacamata AR dalam beberapa tahun mendatang.
Mengutip laman Gizmodo, Kamis (2/3/2023), Meta mengirimkan bocoran presentasi ke divisi Reality Labs jaringan media berita teknologi The Verge. Salah satu produk andalan Meta di masa depan adalah headset VR, yang pada 2021 jadi pokok pembicaraan utama perusahaan selama pameran Connect.
Headset VR Meta Quest 3, yang saat ini diberi nama kode "Stinson", diperkirakan harganya sedikit lebih mahal daripada Quest 2 yang sudah dihadirkan untuk publik. Perangkat Quest 2 yang rilis sejak tiga tahun silam dibanderol seharga 400 dolar AS (Rp 6,1 juta).
Dari segi bentuk, Meta Quest 3 tampaknya akan lebih tipis dan, menurut bocoran The Verge, dua kali lebih bertenaga. Perangkat baru ini juga akan menyertakan teknologi passthrough yang disempurnakan, mirip pengaturan kamera eksternal Quest Pro.
CEO Meta Mark Zuckerberg telah menyebutkan bahwa Quest 3 harus memiliki kemampuan realitas campuran. Meta ingin pengguna Quest 3 beraktivitas dengan mudah di rumah tanpa harus melepas headset.
Sementara, Vice President (VP) divisi VR di Meta, Mark Rabkin, dilaporkan meminta karyawan merancang perangkat semaksimal mungkin. "Kami harus membuktikan kepada orang-orang bahwa semua kekuatan ini, semua fitur baru ini, sepadan," ujar Rabkin.
Dilaporkan ada dua headset lain dalam pengembangan, dengan nama kode "Ventura" dan "La Jolla" yang bakal rilis pada 2024. Tampaknya, kedua perangkat itu dibanderol dengan harga di tengah-tengah headset Quest dan Quest Pro VR. "La Jolla" disebut lebih canggih, sehingga ada kemungkinan penyertaan avatar dan visual yang lebih realistis.
Inovasi lain adalah rencana Meta merilis kacamata AR Orion. Meta telah mengembangkan produk itu selama delapan tahun, dan tahun depan para karyawan disebut sudah bisa menguji kacamata tersebut.
Menurut bocoran, Orion akan dihadirkan dalam jumlah terbatas ke publik pada 2027. Teknologi AR itu menghadirkan lebih banyak peluang bagi Meta untuk mengembangkan bisnis iklannya yang masif. "Saya pikir mudah untuk membayangkan bagaimana iklan akan muncul di luar angkasa saat Anda memakai kacamata AR," ungkap VP bidang AR di Meta, Alex Himel.
Dia menambahkan bahwa kacamata itu dapat "melacak percakapan", sehingga mampu menargetkan iklan dibandingkan perangkat VR Meta yang sudah ada. Pengguna kacamata AR juga akan melihat aliran iklan muncul di ruang nyata berdasarkan lokasi atau hal yang dilihat.
Meta juga memiliki rencana besar untuk wearable device. Tahun ini, ada peluncuran satu set kacamata kamera seperti kacamata bersponsor Ray-Ban yang dirilis Meta pada 2021. Rilis besar berikutnya untuk teknologi kacamata Meta akan datang pada 2025, dengan "tampilan layar" yang akan muncul di bagian dalam kacamata.
Himel memberi tahu karyawannya pada bocoran presentasi bahwa kacamata baru tersebut akan memiliki kemampuan untuk menampilkan pesan teks yang masuk, memindai kode QR, dan menerjemahkan teks secara real time. Semua fitur ini mirip dengan kacamata AR besutan beberapa perusahaan teknologi lain.
Inovasi kacamata pintar mendatang dari Meta kabarnya akan dikendalikan melalui neural interface band, dengan kontrol gesek untuk berpindah antarpilihan. Kendali itu kemungkinan juga memunculkan keyboard virtual agar pengguna bisa mengetik teks.
Perusahaan juga menciptakan semacam jam tangan pintar sebagai opsi lain untuk mengontrol kacamata pintar. Jam tangan ini akan berfungsi seperti jam tangan pintar lainnya, dengan koneksi ke aplikasi media sosial di bawah naungan Meta serta beberapa kemampuan terkait kesehatan dan kebugaran.