Rabu 15 Feb 2023 18:08 WIB

Ingin Bikin Konten FYP yang Viral dan Hasilkan Cuan?

Ada trik tersendiri untuk membuat konten bisa menghasilkan cuan.

Rep: Desy Susilawati/ Red: Reiny Dwinanda
Vanilla hijab serahkan konten kit digital marketing untuk 50 UMKM di Jakarta, Rabu (15/2/2023).
Foto: Dok.Desy Susilawati
Vanilla hijab serahkan konten kit digital marketing untuk 50 UMKM di Jakarta, Rabu (15/2/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Konten-konten di media sosial belakangan semakin beragam, mulai dari jualan sampai ngemis online. Sebenarnya, konten seperti apa sih yang bisa menghasilkan cuan?

1. Ikuti tren

Baca Juga

CEO Insting Marketing, Arif Wicaksono mengatakan, sosial media sekarang berkembang cukup luas, mulai dari Instagram hingga TikTok. Cara untuk bisa agar konten bisa berada di beranda alias for your page (fyp), viral, dan masuk ke explore, salah satunya ialah dengan mengikuti tren.

"Jadi harus tahu tren apa yang disukai market sekarang," ujar Arif di sela acara penyerahan konten kit dan workshop digital marketing untuk 50 UMKM terpilih yang diselenggarakan Vanilla Hijab, di Jakarta, Rabu (15/2/2023).

2. Buat konten yang terkait dengan bisnis

Arif mengatakan jika ingin konten yang dibuat menjadi FYP dan viral, sebaiknya buat konten yang relate dengan bisnis Anda. Sebab, isi konten memengaruhi segala hal.

3. Konsisten

Cobalah konsisten dalam memanfaatkan platform-platform seperti Instagram, TikTok, Shopee Video, hingga Youtube short. Konten tersebut harus masuk di semua kanal di platform atau media sosial.

"Jadi buat satu konten untuk di-publish ke berbagai media," ujarnya.

Arif menyebut biasanya kendala orang memulai sebuah konten adalah tidak percaya diri. Padahal, menurut Arif, konten TikTok itu tidak benar-benar harus estetik.

"Orang-orang lebih menyukai yang natural, misalnya lagi packing, lagi gambar, lagi masak, itu semua dikontenin," ujarnya.

Jadi, tidak perlu memiliki skill tertentu dalam memulai membuat konten. Menurut Arif, yang penting konsisten. Lambat laun Anda akan terbiasa.

"Yang penting ketika membuat konten itu sesuai dengan target pasarnya. Kalau emak-emak target market-nya bagaimana, kalau anak muda bagaimana, apalagi kalau di TikTok, sudah tidak ada batasnya," kata Arif.

Dalam memberikan konten untuk masyarakat, Arif membaginya menjadi tiga kategori, yaitu aktivasi, optimasi, dan scaling. Aktivasi itu dua sampai tiga konten sehari di TikTok. Beda dengan Instagram, kalau makin sering posting, makin sedikit yang melihat.

"Jadi kalau di TikTok, makin sering posting makin bagus," jelasnya.

Misalnya, Anda sudah posting satu konten di TikTok kemudian ada yang komentar, sebaiknya balas dengan video atau video TikTok (VT). Untuk optimasi, Anda harus sudah mulai memikirkan endorse dan influencer.

Terakhir, dengan scaling atau beriklan. Arif menyebut setiap bisnis ada bujet digital marketing.

"Kita tinggal pakai influencer atau beriklan," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement