Senin 13 Feb 2023 13:01 WIB

8 Tanda Revolusi Kecerdasan Buatan Bawa Malapetaka

Kehadiran teknologi kecerdasan buatan berpotensi mengganggu industri yang ada.

Rep: Meiliza Laveda/ Red: Natalia Endah Hapsari
Teknologi kecerdasan buatan berpotensi mengganggu industri yang ada (ilustrasi)
Foto: Unsplash
Teknologi kecerdasan buatan berpotensi mengganggu industri yang ada (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Setelah kemunculan ChatGPT, perusahaan teknologi menjadi semakin berlomba untuk membuat produk AI. Langkah ini didorong oleh keuntungan yang besar dengan meluncurkan alat yang bisa meningkatkan pengalaman pengguna.

Namun, ada beberapa bidang saat AI berpotensi mengganggu industri yang ada, seperti seni, sistem peradilan, dan otak manusia. Berikut beberapa tanda peringatan revolusi AI bisa membawa malapetaka, dilansir GizModo, Senin (13/2/2023):

Baca Juga

1.ChatGPT lulus ujian coding

Belum lama ini, Google telah menguji ChatGPT untuk kehebatan pengkodeannya. Menurut catatan internal, hasilnya luar biasa. ChatGPT bisa mendapat posisi level tiga dalam tim teknik di Google. Posisi tersebut mendapat gaji tahunan rata-rata 183 ribu dolar AS atau Rp 2 miliar.

 

2.Hakim gunakan ChatGPT dalam kasus hukum

Seorang hakim di Kolombia menggunakan ChatGPT untuk membuat keputusan pengadilan yang terkait asuransi kesehatan anak autis. Menurut Hakim Juan Manuel Padilla Garcia, chatbot bisa menghemat waktu selama persidangan. “Apa yang sebenarnya kami cari adalah mengoptimalkan waktu yang dihabiskan untuk menyusun penilaian setelah menguatkan informasi yang diberikan oleh AI,” kata Garcia.

 

3.AI nulis skenario

Beberapa program dan layanan baru sekarang mengiklankan bahwa AI dapat digunakan untuk menulis skenario dan mengotomatiskan proses pembuatan film. Misalnya, startup AI Deepmind mengumumkan peluncuran alat penulisan bersama atau disebut Dramatron. Menurut situs webnya, Dramatron secara interaktif menghasilkan deskripsi karakter, titik plot, deskripsi lokasi, dan dialog.

 

4.AI gantikan aktor suara

Sebuah cerita terbaru dari Motherboard menunjukkan industri hiburan juga mencoba mengotomatiskan akting suara. Pengisi suara aktor diminta untuk menandatangani hak atas suara mereka sendiri sehingga program AI dapat digunakan untuk membuat versi sintetis dari suara mereka.

Kewajiban kontrak baru merupakan salah satu dari banyak kekhawatiran yang dimiliki aktor dari kebangkitan AI penghasil suara. Menurut mereka, ini bisa mengancam seluruh segmen industri kehilangan pekerjaan.

 

5.AI gantikan jurnalis.

Selain aktor suara, pekerjaan lain yang menjadi sasaran empuk AI adalah jurnalis. Belum lama ini, publikasi CNET diam-diam telah menerbitkan banyak penjelasan keuangan menggunakan program AI internal mereka. Tidak hanya artikel yang diisi dengan ketidakakuratan faktual, tetapi beberapa juga berbau plagiarisme.

 

6.AI masuk pasar saham       

The Morning Brief mengatakan mesin hype pasar saham sekarang telah dilengkapi dengan AI. Artinya, perusahaan mana pun yang produknya dapat mengklaim relevansi marjinal dengan otomatisasi sekarang siap untuk memiliki kesuksesan di bursa saham NASDAQ.

 

7.AI memata-matai orang

Memasangkan sistem pengawasan dengan AI untuk membuat alat mata-mata yang super pintar terdengar sangat mengerikan. Sayangnya, Wired baru-baru ini melaporkan di Rusia, AI sedang diintegrasikan ke dalam jaringan besar kamera keamanan untuk menciptakan kota di mana tidak ada tempat untuk bersembunyi.

 

8.Perlombaan senjata AI

Perlombaan senjata AI dimulai. Microsoft memulai dengan baik awal bulan ini dengan integrasi ChatGPT ke Bing. Tidak mau kalah, Google juga mengumumkan akan meluncurkan integrasi pencarian AI-nya yang dijuluki Bard. Sedangkan di Cina, raksasa teknologi Alibaba dan Baidu akan menghasilkan alat AI mereka.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement