REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Google telah merilis Bard, chatbot dengan kecerdasan buatan (AI)-nya sendiri yang mirip dengan ChatGPT, seiring meroketnya minat terhadap chatbot AI berkat peluncuran ChatGPT pada November.
Kepala Eksekutif Google Sundar Pichai mengatakan, Bard berusaha menggabungkan luasnya pengetahuan dunia dengan power, kecerdasan, dan kreativitas dari model bahasa Google. "Bard memanfaatkan informasi dari web untuk memberikan tanggapan yang segar dan berkualitas tinggi,” kata Pichai seperti dilansir dari CNET, Jumat (10/2/2023).
Kehadiran Bard, ChatGPT, dan chatbot AI lainnya yang dikembangkan oleh Baidu dari Tiongkok mewakili langkah selanjutnya kita berinteraksi dengan Ai dan teknologi, yang berpotensi mengubah segalanya, mulai dari pencarian, pendidikan, hingga pekerjaan.
Google mengungkap Bard pada Senin lalu. Kekuatan di balik Bard adalah Language Model for Dialogue Applications alias LaMDA. Perusahaan ini mengatakan bahwa AI barunya akan menggunakan informasi di web untuk membuat respon baru yang kreatif, detail atau terkadang keduanya, terhadap sebuah pertanyaan.
Bard telah bisa digunakan secara terbatas pada Senin. Sementara publik bisa mencobanya dalam beberapa minggu mendatang.
Pichai menjelaskan, Bard didasarkan pada versi ringan dari LaMDA yang menggunakan lebih sedikit daya komputasi, sehingga memungkinkannya untuk mengukur lebih banyak orang dan memberikan umpan balik tambahan. Feedback tersebut, menurut Pichai, akan sangat penting untuk memenuhi standar tinggi Google dalam hal kualitas, keamanan, dan ketepatan informasi di dunia nyata.
Tujuan Google saat ini bukan untuk memonetisasi Bard. Perusahaan tidak membagikan rincian tentang iklan atau bagaimana Bard dapat dimonetisasi di masa depan. Juru bicara Google mengatakan bahwa perusahaan menginginkan ekosistem online yang sehat, dan seiring dengan pengembangan alat AI, mengirimkan trafik penelusuran ke kreator dan penerbit berita akan menjadi prioritas.
Jangan harap saingan Google, Microsoft, akan tinggal diam. Pada hari Selasa, CEO Microsoft Satya Nadella mengumumkan kemajuan pada beberapa proyek menarik di Microsoft. Perusahaan itu juga berencana untuk mengintegrasikan ChatGPT ke dalam teknologinya.
Tangkapan layar yang diklaim menunjukkan bagaimana Microsoft akan mengintegrasikan ChatGPT ke dalam Bing muncul dalam beberapa hari terakhir. Mereka mengindikasikan, antara lain, bahwa ini akan didasarkan pada GPT-4 OpenAI, model bahasa yang lebih baru daripada GPT-3.5 yang saat ini digunakan oleh ChatGPT. Namun Microsoft tidak segera menanggapi permintaan komentar.
ChatGPT menggunakan teknologi kecerdasan buatan yang disebut model bahasa besar, yang dilatih pada vast swath data yang sangat luas di internet. Jenis model tersebut menggunakan mekanisme AI yang disebut transformer yang dipelopori oleh Google.
Keberhasilan ChatGPT dalam berbagai aktivitas seperti menulis perangkat lunak dan lulus ujian hingga memberikan saran telah disoroti publik, meskipun hasilnya bisa saja menyesatkan atau salah.
Teknologi AI sudah ada di sekitar kita, membantu dalam segala hal, mulai dari mendeteksi penipuan kartu kredit hingga menerjemahkan ucapan kita ke dalam pesan teks. ChatGPT memiliki ekspektasi yang tinggi, jadi jelas bahwa teknologi ini akan menjadi lebih penting dalam kehidupan kita dengan satu atau lain cara karena kita mengandalkan asisten digital dan online tools.
Anak perusahaan Google AI, DeepMind, juga terlibat. Kepala Eksekutif Demis Hassabis mengatakan kepada Time bahwa perusahaannya sedang mempertimbangkan untuk melakukan uji coba beta pribadi pada tahun 2023 untuk chatbot AI yang disebut Sparrow.
Pada tahun 2017, Google menawarkan rincian tentang teknologi transformer, dan sejak itu menjadi bagian dari beberapa sistem AI terbesar di luar sana. Prosesor H100 baru dari Nvidia, yang merupakan yang terbaik di dunia akselerasi AI, setidaknya dalam hal uji kecepatan publik, sekarang menyertakan sirkuit khusus untuk mengakselerasi transformer.
Revolusi model bahasa besar dalam AI yang dihasilkannya berguna untuk sistem khusus bahasa seperti ChatGPT, LaMDA Google dan PaLM yang lebih baru, dan yang lainnya dari perusahaan termasuk AI21 Labs, Adept AI Labs, dan Cohere. Tetapi model bahasa yang besar juga digunakan untuk tugas-tugas lain, termasuk stacking boxes dan memproses data genetik untuk mencari obat baru. Khususnya, itu pandai menghasilkan teks, sehingga dapat digunakan untuk menjawab pertanyaan.